Jendela Dunia
Headlines News :

Latest Post

Wow ! Microsoft Resmi Beli Nokia Senilai 80 Triliun

Written By radde on 03 September, 2013 | 12.19

Secara tegas Microsoft mengumumkan akusisinya terhadap Nokia. Nilai transaksi kedua raksasa teknologi itu mencapai USD 7,2 miliar atau setara Rp 80 triliun (USD 1 = Rp 11.000).

"Nokia akan memulai lembaran baru yaitu memfokuskan pada mobilitas dengan memimpin di bidang networking, pemetaan dan lokasi serta kemajuan teknologi," tulis pernyataan bersama CEO Steve Ballmer dan CEO Stephen Elop di situs resmi Microsoft.

Seluruh transaksi ditargetkan selesai pada kuartal pertama 2014. Dari pembelian ini Microsoft akan menguasai unit bisnis perangkat, layanan, paten, dan layanan peta yang dimiliki Nokia.

"Kami akan terus membuat ponsel yang akan Anda sukai di masa mendatang, dan ponsel terbaru kami nanti merupakan gabungan produk dan layanan terbaik dari Microsoft dan Nokia," tutup pernyataan kedua CEO
Sumber

Tuntut Kenaikan UMP, Ribuan Buruh Akan Serbu Kantor Jokowi

Ribuan buruh hari ini akan menggelar aksi ujuk rasa ke kantor Gubernur Jokowi di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Mereka menuntut kenaikan upah minimum menjadi Rp 3,7 juta pada 2014 mendatang.

Buruh akan bergerak dari dua lokasi yaitu Kawasan Industri Pulogadung dan Kawasan Berikat Nasional (KBN) Cakung, Jakarta Timur, sekitar pukul 7-9 pagi. Para buruh akan menaiki motor dan juga bus menuju kantor Jokowi. Rencananya akan ada 3.000 orang buruh yang akan menggelar demo.

"Kita menuntut agar upah minimum buruh menjadi Rp 3,7 juta pada 2014 mendatang," kata Ketua KSPI DKI Jakarta

Muhammad Toha dari Forum Buruh DKI Jakarta menyatakan buruh kemudian akan bergerak menuju Hotel Mercure di Ancol tempat diadakannya pertemuan dewan pengupahan. Dia mengklaim pertemuan itu ilegal karena tidak mengundang seluruh anggota pengupahan se-Indonesia dan pertemuan tersebut tidak dilaksanakan secara terbuka.

"Pertemuan tersebut hanya akal-akalan pemerintah untuk melegitimasi kebijakan upah," katanya.
Sumber

Ditemukan Ikan Hiu Yang dapat " Berjalan " Di Laut Halmahera



Harta karun laut dari kawasan Segi Tiga Terumbu Karang kembali diungkap, kali ini di wilayah Halmahera. Ilmuwan mengonfirmasi keberadaan spesies baru hiu berjalan di wilayah tersebut yang kemudian dinamai Hemiscyllum halmahera.
Kisah penemuan hiu berjalan itu cukup panjang, bermula dari foto yang diambil oleh penyelam asal Inggris, Graham Abbott, di perairan selatan Halmahera pada tahun 2007.

Abbot mengirim foto jepretannya kepada Conservation International (CI) untuk menanyakan apakah foto menunjukkan spesies hiu berjalan sama dengan yang ditemukan di Kaimana dan Cendrawasih, yang baru saja ditemukan saat itu.

Dari foto itu, ilmuwan di CI menyadari adanya perbedaan. Tahun 2008, bekerja sama dengan pemerintah provinsi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Khairun, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), dan The Nature Conservancy (TNC), CI melakukan survei potensi konservasi kelautan dan pariwisata bahari di Halmahera, di mana hiu berjalan ini dapat difoto lagi, tetapi spesimennya belum berhasil dikoleksi.

Baru pada tahun 2012, dua spesimen hiu tersebut berhasil dikoleksi. Penelitian berdasarkan spesimen itu akhirnya berhasil mengungkap kebaruan spesies hiu berjalan di Halmahera itu. Secara resmi, hiu berjalan Halmahera diumumkan sebagai spesies baru lewat publikasi di Journal of Ichtyology yang terbit pada Juli 2013.

"Perbedaan signifikan spesies hiu berjalan ini adalah pada pola warnanya, utamanya adanya sepasang bintik di bagian bawah kepalanya, sementara bintik-bintik yang ada di bawah kepala lainnya membentuk pola menyerupai huruf U," kata Mark Erdmann dari CI, yang juga terlibat dalam identifikasi.

Pakar hiu dari LIPI, Fahmi, yang sedang melakukan penelitian tentang genus Hemiscyllium, mengungkapkan bahwa penemuan ini semakin menggarisbawahi keragaman hiu di perairan Indonesia timur.

"Ini merupakan spesies hiu berjalan ketiga yang dideskripsikan dari Indonesia timur dalam enam tahun terakhir, yang menunjukkan keanekaragaman elasmobrach di Indonesia," kata Fahmi.

Fahmi mengungkapkan, hiu berjalan merupakan spesies yang hidup di perairan laut dangkal. Dikatakan berjalan karena gerakannya yang mirip dengan gerakan berjalan fauna darat. Kenyataannya, hiu berjalan meliuk dengan menggunakan siripnya. Hiu ini bisa berenang, tetapi hanya mempergunakan kemampuan berenangnya untuk melarikan diri dari predator.

Menurut Fahmi, hiu berjalan memiliki perbedaan dengan hiu yang pada umumnya dikenal manusia. Hiu berjalan jinak. Cara pernapasannya pun berbeda. Golongan hiu ini hanya memakan udang, kepiting, dan hewan-hewan kecil lainnya. Hiu berjalan punya gigi yang membantunya menggerus makanan yang bercangkang.

Hingga kini, baru ada sembilan spesies hiu berjalan yang ditemukan. Enam dari sembilan spesies tersebut ditemukan di wilayah Indonesia, sementara tiga lainnya tersebar terbatas di wilayah Papua Niugini dan utara Australia.

Hiu berjalan yang pertama ditemukan adalah H ocellatum di Australia. Selanjutnya, hiu berjalan ditemukan di Raja Ampat pada tahun 1824 (H freycineti), Australia pada 1843 (H trispeculare), dan Papua Niugini pada 1967 (H hallstromi dan H strahani).

Dalam satu dekade terakhir sebelum temuan kali ini, ditemukan tiga spesies hiu berjalan baru, di Kaimana (H henryi) dan Cendrawasih (H galei) tahun 2008 dan Papua Niugini (H michaeli) tahun 2010.

Fahmi menguraikan, hiu berjalan yang berhabitat di laut dangkal merupakan hiu yang lebih modern dari hiu perenang dan buas yang hidup di laut dalam. “Semakin ke darat maka semakin modern. Jadi, hiu berjalan ini lebih modern dari hiu umumnya,” kata Fahmi.

Hiu berjalan merupakan jenis hiu yang relatif baru dikenal. Istilah hiu berjalan sendiri tergolong baru. Dahulu, ilmuwan biasa menyebutnya hiu tokek.

“Karena baru, masih banyak yang belum kita ketahui tentang hiu ini,” ungkap Fahmi.

Saat ini, Fahmi dan timnya akan berupaya untuk mengungkap genetikanya, hubungan kekerabatan antar-jenis hiu berjalan, serta proses evolusi yang menciptakannya.



Journal of Ichtyology Penyebaran hiu genus Hemiscyllum. H. freycineti (lingkaran kuning), H. galei (tanda bintang putih), H. henryi (tanda bintang kuning), H. hallstromi (kotak putih), H. halmahera (lingkaran hijau), H. strahani (kotak merah), and H. michaeli (lingkaran merah).
Petunjuk sejarah geologi Halmahera

Erdmann mengatakan, temuan H Halmahera menarik karena mampu menunjukkan kemiripan distribusi hiu berjalan dengan burung cenderawasih dan sejarah geologi Halmahera.

"Penemuan spesies ini menarik karena genus Hemiscyllium sebelumnya hanya ditemukan di Papua dan wilayah utara Australia. Kini, seperti burung cenderawasih, ditemukan pula spesies yang berasal dari Halmahera. Ini menunjukkan betapa dekat hubungan Papua dengan Halmahera."

Hiu berjalan adalah fauna yang memiliki kemampuan gerak yang sangat terbatas. Bahkan, dalam publikasi penemuan ini di Journal of Ichtyology, Juli 2013, Erdmann mengungkapkan bahwa hiu berjalan ini mungkin tidak sanggup mengatasi banyak hambatan di lautan.

Dengan keterbatasan tersebut, pertanyaan tentang keberadaan hiu berjalan di Halmahera muncul. Bagaimana bisa spesies yang semula tersebar hanya di Papua dan Australia bagian utara itu bisa terdapat juga di Halmahera yang berjarak 300 kilometer ke barat?

Publikasi menyebutkan bahwa sangat mungkin spesies H halmahera yang ada kini merupakan keturunan dari moyangnya yang hidup di salah satu fragmen wilayah Halmahera yang dulu masih berdekatan dengan Papua.

Salah satu teori mengungkapkan, ada fragmen wilayah Halmahera dahulu berdekatan dengan Papua. Namun, pada masa Miocene dan Pleistocene, fragmen itu bergerak menjauh ke barat, mencapai wilayahnya kini pada beberapa juta tahun lalu.

Akibat proses tersebut, moyang H halmahera seperti terseret ke wilayahnya sekarang, sedemikian sehingga jenis itu terus berkembang dan bisa eksis di perairan Halmahera hingga saat ini.

Pakar tektonik dari Institut Teknologi Bandung, Irwan Meilano, mengungkapkan bahwa skenario geologi yang kemudian memengaruhi biodiversitas Halmahera itu "sangat mungkin."

Menurutnya, Halmahera setidaknya dipengaruhi oleh lempeng Filipina dan subduksi ganda yang berada di tengah wilayahnya. Subduksi ganda adalah pertemuan antar dua lempeng yang saling mendorong satu sama lain. Subduksi ganda seperti di Halmahera hanya sedikit di dunia.

Pergerakan fragmen wilayah Halmahera di menjauhi Papua sendiri, kata Irwan, diduga kuat karena aktivitas lempeng Filipina. Kepastian waktu pergerakan itu belum diketahui.

"Kalau saat ini, Halmahera sedang bergerak ke barat," kata Irwan. Secara teoretis, pergerakan itu sangat mungkin memengaruhi keragaman fauna di Halmahera pada masa mendatang.

Mark Erdmann/CI Hemiscyllum halmahera
Rentan dan perlu perlindungan

Selain memiliki gerak yang terbatas, penyebaran spesies baru hiu berjalan ini pun sangat terbatas. H halmahera sendiri hanya bisa ditemui di Halmahera dan Pantai Weda, wilayah selatan Halmahera.

"Karena H halmahera memiliki distribusi yang sangat terbatas maka sudah secara otomatis spesies itu dikategorikan rentan terhadap kepunahan," kata Erdmann lewat surat elektronik kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

"Total populasinya sangat sulit untuk dikatakan, tetapi saya memperkirakan dengan terbatasnya wilayah distribusi, jumlahnya tidak lebih dari 10.000 individu," papar Erdmann.

Memang, saat ini hiu berjalan tidak banyak mendapatkan ancaman seperti hiu lain yang diburu untuk siripnya. Namun, dengan kekhasan dan endemisitasnya, hiu ini layak mendapatkan perlindungan khusus.

Perlindungan spesies hiu berjalan tidak hanya memberikan manfaat bagi eksistensi spesies itu sendiri. Bak harta karun yang bila ditemukan akan memperkaya pemiliknya, demikian pula halnya dengan hiu berjalan di Halmahera ini.

Perilaku hiu berjalan meliuk dengan siripnya selama ini banyak menarik perhatian penyelam. Bila dipelihara kelestariannya, Pemerintah Provinsi Maluku bisa memanfaatkan spesies H halmahera sebagai aset pariwisata bawah laut. Paket wisata seperti walking shark sighting bisa dijual.

Agus Dermawan, Direktur Direktorat Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, Ditjen KP3K, Kementerian Kelautan dan Perikanan, mengatakan, selama ini terbukti bahwa harta karun laut seperti hiu dan manta memiliki nilai ekonomi besar bila dipelihara kelestariannya.

Hiu yang dibiarkan hidup menjadi obyek wisata bahari memberi sumbangan devisa Rp 300 juta hingga Rp 1,8 miliar per tahun. Sementara bila dibunuh untuk mendapatkan siripnya, nilainya hanya Rp 1,3 juta per ekor.

Sementara, ungkap Agus, bila dibiarkan hidup, manta dapat memiliki nilai hingga 1,9 juta dollar AS untuk perekonomian kita sepanjang hidupnya, dibandingkan dengan nilai jual dari daging dan insangnya yang hanya bernilai 40–200 dollar AS.

Agus mengungkapkan, banyak spesies hiu, manta, serta jenis ikan lain di perairan Indonesia timur terancam oleh praktik perikanan yang tak ramah lingkungan, seperti pengeboman ikan dan penangkapan sirip hiu untuk mendapatkan siripnya.

Direktur CI, Ketut Sarjana Putra, mengatakan, “Hiu berjalan baru dari Halmahera dapat menjadi duta sempurna untuk menarik perhatian publik pada kenyataan bahwa kebanyakan hiu tidak berbahaya bagi manusia dan layak mendapat perhatian konservasi pada saat populasi hiu-hiu ini sangat terancam oleh penangkapan berlebih."

Kawasan Maluku dan Papua adalah surga biodiversitas. Namun, biodiversitas itu kini menghadapi ancaman, tidak hanya oleh aktivitas di laut, tetapi juga di daratan, seperti sampah plastik dan program reklamasi pantai.

Hiu halmahera, si harta laut yang langka, bisa menyejahterakan atau hilang sia-sia. Semua tergantung bagaimana kita memperlakukannya. Satu hal yang perlu diingat pula, belum semua harta karun laut timur Indonesia yang terungkap. Bila hiu Halmahera ini sampai hilang, maka boleh jadi Indonesia juga kehilangan harta lainnya yang belum diketahui.



Sumber

Sogokan Setan

Written By radde on 02 September, 2013 | 22.00


Oleh Muhbib Abdul Wahab

Di kalangan Bani Israil ada seorang ahli ibadah (‘abid). Ia didatangi kaumnya yang menginformasikan bahwa ada sekelompok orang yang menyembah pohon besar.

Mendengar pohon disembah, ahli ibadah itu merasa kesal dan marah, lalu mengambil kapak untuk menebang dan menumbangkan pohon itu.

Dalam perjalanan menuju pohon itu, ia bertemu dengan Iblis (setan) yang menyerupai seorang syeikh. "Hendak kemana kau pergi?" tanya Iblis. "Saya akan menebang pohon yang telah menyesatkan banyak orang itu?" jawabnya.

Setan berdiri di depan pohon itu untuk menghalangi sang ahli ibadah agar tidak mendekatinya seraya berkata: "Aku tidak akan membiarkanmu menebang pohon ini. Apa urusanmu dengan mereka. Biarkanlah mereka bebas menyembah apa yang mereka inginkan."

Ahli ibadah itu menyergah: "Bagaimana aku membiarkan mereka tersesat; sementara tugasku adalah membebaskan mereka dari kemusyrikan menuju ketauhidan."
Keduanya kemudian terlibat duel. Ahli ibadah mampu mengalahkan setan. Karena kelelahan, ia tidak jadi menebang pohon itu, lalu pulang ke rumah. Pada hari berikutnya, ia kembali membawa kampak untuk menebang pohon.
Iblis kembali muncul dengan wujud seorang syeikh, dan kembali mengalanginya untuk menebang. Iblis tahu ahli ibadah itu miskin. Iblis lalu merayunya untuk tidak menebang pohon kemusyrikan itu dengan iming-iming uang.
"Hai ahli ibadah, sebaiknya engkau tidak usah menebang pohon. Sebagai gantinya, engkau akan kuberi dua dinar setiap hari. Engkau miskin. Dengan dua dinar itu engkau dapat memenuhi kebutuhanmu sehari-hari," rayu Iblis.

Keduanya pun mencapai kata sepakat. Ahli ibadah itu menerima dua dinar pada hari pertama dan kedua. Pada hari ketiga, ia gigit jari karena Iblis tidak lagi memberinya dua dinar. Ia kembali marah dan menghunuskan kampak.
"Aku harus menebang pohon ini sampai akar-akarnya," gumam ahli ibadah. Iblis kembali muncul menghalanginya. "Kali ini engkau tidak akan bisa menebang pohon itu, wahai ahli ibadah!" Maka terjadilah perkelaihan, dan kali ini ahli ahli ibadah bertekuk lutut di hadapan Iblis.

Ahli ibadah itu bertanya, "Kenapa engkau kali ini bisa mengalahkanku, padahal sebelumnya aku dengan mudah dapat mengalahkanmu?"

"Kemarin lusa engkau dapat mengalahkanku lantaran engkau marah semata-mata karena Allah. Allah melindungimu dan memberimu kemenangan karena engkau ikhlas. Kali ini engkau kalah sebab engkau marah karena tidak lagi menerima dua dinar dariku."

Sepenggal kisah tersebut memberi pelajaran berharga bagi kita bahwa Iblis (setan) tidak akan pernah tinggal diam ketika melihat manusia berbuat kebaikan. Ia selalu menggoda, merayu, dan menyesatkan.

Sogokan setan terhadap ahli ibadah yang miskin tersebut tidak hanya menyurutkan langkah dakwahnya untuk memerangi kemusyrikan, tetapi juga menyebabkannya menjadi pecundang.

Sogokan setan itu luar biasa dahsyat dan memikat. Setan akan mengiming-imingi harta jika calon korban itu miskin atau rakus harta; merayu dengan kenikmatan perempuan jika yang disogok itu gila perempuan, ditawari jabatan jika yang dirayu itu gila jabatan, dan sebagainya.

Jika manusia sudah terperangkap sogokan setan, hatinya menjadi buta. Nuraninya mati, dan hidupnya menjadi pengabdi setan.

Oleh karena itu, Allah SWT berfirman: "Bukankah Aku telah memerintahkanmu wahai Bani Adam agar kamu tidak menyembah setan? Setan itu sungguh musuh yang nyata bagimu. Dan hendaklah kamu beribadah kepada-Ku. Inilah jalan yang lurus." (QS Yaasin [36]: 60-61).

Setan selalu menggoda manusia dari segala penjuru: depan-belakang dan kanan-kiri. Cara untuk membentengi diri dari sogokan setan yang selalu membisikkan kejahatan dalam diri manusia (QS an-Nas [114]: 5) adalah meluruskan niat (ikhlas semata-mata karena Allah), karena segala perbuatan itu sangat ditentukan oleh niatnya (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Ingatlah bahwa proyek besar setan adalah menyesatkan manusia kecuali segelintir hamba Allah yang mukhlis (yang kebal sogokan setan) (QS Al-Hijr [15]: 39-40).

Keikhlasan niat dan amal perbuatan, semata-mata mencari ridha-Nya, akan memancarkan sinar dan sinyal Ilahi (nurani) yang senantisa menyuarakan dan menyerukan kepada jalan yang benar.

Ketidakikhlasan dalam berniat, berbuat, dan beramal merupakan salah satu pintu masuk sogokan setan. Karena itu, tidak mengherankan, jika para politisi yang suka pamrih, pencitraan diri, kampanye, dan sebagainya –yang semuanya itu berbiaya tinggi— itu setelah terpilih menjadi pejabat publik kemudian menyalahgunakan kekuasaannya dengan melalukan korupsi.

Artinya korupsi itu merupakan salah satu implikasi dari sogokan setan. Semoga kita semua tidak mudah terperangkap oleh sogokan setan yang menyesatkan! Wallahu a’lam bish shawab.
Sumber

PPP Walkout di Rapat Paripurna , Jokowi: Itu Hak Mereka


Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melakukan aksi walkout saat sidang paripurna dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Menurut Gubernur DKI Jakarta. Joko Widodo (Jokowi) hal itu biasa saja.

"Itu kan hak anggota Dewan, hak fraksi untuk melakukan itu. Nggak apa-apa, biasa," kata Jokowi di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (2/92013).

Siang tadi Ahok menghadiri sidang paripurna lanjutan mengenai Raperda MRT dan Raperda Pajak Rokok di Gedung DPRD DKI Jakarta yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Sayogo Hendrosubroto. Saat sidang baru saja dibuka, Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Matnoor Tindoan mengajukan interupsi.

"Interupsi pimpinan. Kami selaku Fraksi PPP, menyatakan keberatan pada jajaran pimpinan dewan. Dalam rapat gabungan, kita sepakat panggil wagub, tentang pernyataan beliau melecehkan DPRD, tapi sampai saat ini pimpinan belum menjalankan itu," ujar Matnoor di ruang rapat DPRD DKI.

"Kami tidak bisa menjalankan rapat ini. Karena itu, kami serahkan secara tertulis kepada pimpinan atas pandangan kami," tambahnya lalu meninggalkan ruang Paripurna.
Sumber

Ilmu Melebihi Kekuasaan


Oleh HM Rizal Fadillah

Suatu hari Khalifah Abbasiyah Harun Ar Rasyid pergi haji kemudian berziarah ke Masjid Nabawi dan sangat ingin bertemu serta belajar kepada Imam Malik bin Anas, imam mazhab terkemuka.

Dari tempat menginap, Ia mengirim utusan untuk menyampaikan keinginannya untuk belajar dan memohon agar Imam Malik berkenan menemuinya. Namun Imam Malik bin Anas tidak mau memenuhinya.

Imam Malik menyampaikan pesan agar Amirul Mu’minin sebagai penuntut ilmu yang datang ke majelisnya. Khalifah menuruti permintaan untuk berkunjung ke tempat Imam Malik bin Anas mengajar, namun memohon agar majelis ilmunya kosong dari orang lain.

Imam Malik menolak permintaan itu seraya berkata, “Jika ilmu tidak diberikan kepada orang umum, maka tak berguna ilmu bagi orang khusus!”

Ada dua hikmah dari penolakan Imam Malik bin Anas terhadap permintaan Khalifah.

Pertama, mengingatkan bahwa meskipun seorang Khalifah mendapat mandat kekuasaan yang besar--atas nama Allah pula--namun kekuasaan itu tak dapat menundukkan ketinggian ilmu. Malaikat bersujud kepada Adam setelah mengetahui ilmu Adam lebih tinggi daripada pengetahuan Malaikat.

Demikian juga kekuasaan Jin terkalahkan oleh Asyif Barchoya ahli Ilmu Nabi Sulaeman yang mampu lebih cepat memindahkan singgasana. Kekuasaaan Namrud ditundukkan oleh ilmu dan argumentasi Ibrahim tentang berhala besar yang menghancurkan berhala-berhala kecil. Semuanya itu merupakan bukti akan ketinggian ilmu.

Kedua, dapat saja Khalifah belajar secara private, namun pilihan Imam Malik adalah Majelis yakni belajar bersama sama dengan yang lain. Di samping status penuntut ilmu itu sama, juga “majelis ilmu” jauh lebih bermashlahat. Berjamaah lebih berkah daripada munfarid.

Secara interelasi, belajar bersama akan menumbuhkan sikap saling memotivasi dan mengoreksi. Sementara secara transendental belajar bersama-sama itu digaransi untuk mendapat bantuan do’a dari Malaikat.

Kekuasaan yang di dalamnya ada unsur pengaruh, tekanan, atau pula uang, sering digunakan untuk menggiring kaum berilmu tunduk dan patuh pada kemauan kekuasaan tersebut. Karenanya tak jarang kaum intelektual ataupun ulama suka merendahkan dirinya untuk mendatangi atau mendekat-dekatkan diri dengan para penguasa.

Dalam bahasa umum sering disebut dengan pelacur intelektual atau dalam bahasa Nabi disebut lisun (pencuri). Mereka membungkuk-bungkuk dan selalu siap untuk memberi stempel kepada setiap kemauan pejabat negara.

Kisah lainnya, Khalifah Adhudiddaulah mengutus Qadhi Abubakar Al Baqilani untuk menyampaikan surat kepada Kaisar Romawi. Ketika tiba di ibukota, Kaisar mengetahui utusan ini adalah ulama dengan ilmu dan martabat yang tinggi.

Kaisar berfikir tentang penyambutan. Tak mungkin ia memandang Qadhi Abubakar Al Baqilani seperti rakyat biasa yang harus mencium tanah jika menghadap Kaisar sebagai penghormatan. Akan tetapi di sisi lain dia tidak ingin siapapun yang menghadap kepadanya tidak menunjukkan kerendahan dirinya dihadapan Kaisar.

Maka solusi ditemukan. Dipindahkannya tempat duduk yang biasa digunakan untuk menyambut tamu di belakang pintu. Dirancang sedemikian rupa agar tamunya Qadhi Al Baqilani ketika memasuki ruangan terpaksa harus membungkuk berjalan menuju Kaisar.

Ketika tiba sang tamu, maka Qadhi Abubakar Al Baqilani ternyata memutar punggungnya dan membungkukkan tubuhnya lalu berjalan mundur dengan membelakangi arah tempat duduk Kaisar hingga sampai dihadapannya. Kemudian baru berdiri tegak dan berbalik kepadanya. Disampaikanlah maksud kedatangannya.

Kaisar Romawi mengagumi kecerdikan dan penghargaan diri terhadap status pemangku ilmu sang Qadhi.

Seperti dijanjikan dalam Alquran, Allah SWT akan meninggikan derajat orang yang berilmu. Orang alim hanya takut kepada Allah. Karenanya sebagai pemangku ilmu Allah, ulama sudah seharusnya menjaga wibawa keilmuannya.
Sumber

Jokowi: Pak Ahok Disuruh Halus Kaya Saya Nggak Bisa


Fraksi PPP DPRD DKI walkout saat Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menghadiri rapat paripurna. Sikap walkout tersebut diambil PPP karena menilai Ahok melanggar Undang-undang nomor 32 tahun 2004 pasal 27 serta Pemendagri nomor 24 tahun 2011, karena tidak bisa menjaga etika sebagai pimpinan daerah.

Lalu apa tanggapan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tentang penilaian sikap Ahok oleh PPP?

"Itu karakter pribadi (Ahok). Saya disuruh teriak kencang nggak bisa, Pak Ahok disuruh halus kaya saya juga nggak bisa," ujar Jokowi di Balaikota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (2/9/2013).

Meski demikian, Jokowi tidak pernah menganggap jika Ahok dan Fraksi PPP, khususnya Wakil Ketua DPRD DKI dari Fraksi PPP Lulung Lungga bermasalah.

"Untuk apa didamaikan? Wong nggak ada apa-apa kok didamaikan. Yang didamaikan apanya?" kata Jokowi.

"Nggak ada masalah kok," sambungnya.

Sebelumnya, Fraksi PPP menganggap Ahok telah melanggar Undang-undang nomor 32 tahun 2004 pasal 27 serta Pemendagri nomor 24 tahun 2011 tentang penyelenggaraan tugas dan wewenang Gubernur sebagai wakil pemerintahan di wilayah Provinsi. Dimana Gubernur dan Wakil Gubernur berkewajiban menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.

Fraksi PPP menilai, Ahok kerap membuat pernyataan yang kontroversial. Bahkan menyinggung institusi DPRD DKI.
Sumber

Sains

More on this category »

Pemilu 2014

More on this category »
 
Contact Us : Disclaimer | Advertise With Us
Copyright © 2013 Jendela Dunia - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger