09.08.2013 - Jendela Dunia
Headlines News :

Kenapa Orbit Planet Berbentuk Elips ?

Written By radde on 14 September, 2013 | 16.36

Orbit planet berbentuk elips karena interaksi gravitasi antara planet dan matahari beserta dengan benda langit lainnya.

Johannes Kepler pada tahun 1600-an adalah orang pertama yang membahas bentuk orbit planet. Kepler juga merumuskan serangkaian hukum untuk menjelaskan bentuk dan karakteristik orbit planet.
Isaac Newton dan Albert Einstein lantas memberikan kontribusi beserta teori tambahan perihal pergerakan planet.

Kepler menyatakan dalam hukum pertamanya bahwa orbit planet berbentuk elips dengan matahari di salah satu fokus elips.

Orbit elips diukur dalam hal eksentrisitas, semakin eksentrik orbit, semakin memanjang bentuk orbit tersebut.

Banyak planet, seperti Bumi, memiliki orbit yang menyerupai lingkaran, sementara planet lain seperti Merkurius, memiliki orbit yang lebih eksentrik.

Kepler tidak menjelaskan mengapa orbit planet berbentuk elips, tetapi dasar-dasar penemuannya digunakan oleh fisikawan lain untuk menyempurnakan pemahaman kita atas orbit dan pergerakan planet.

Newton memberikan kontribusi atas faktor gravitasi, menunjukkan bagaimana planet dan matahari saling tarik-menarik.

Teori relativitas Einstein juga memainkan peran dalam menjelaskan mengapa planet-planet mengorbit matahari dengan bentuk elips.

Menggunakan perhitungan matematika yang dirumuskan oleh sejumlah fisikawan dan astronom, saat ini kita mampu secara akurat menghitung orbit planet serta benda langit lain seperti komet.

Lebih jauh lagi, ilmuwan modern dapat pula melacak perubahan orbit benda langit tersebut dari waktu ke waktu.

Informasi ini berguna untuk sejumlah aplikasi, dari pemrograman teleskop untuk observasi hingga menentukan tingkat ancaman yang ditimbulkan oleh sebuah komet atau asteroid yang mendekati orbit bumi.

Adalah penting untuk menyadari bahwa deskripsi orbit planet merupakan realitas yang disederhanakan, yaitu dengan menempatkan matahari sebagai objek tetap dengan planet-planet yang bergerak mengelilinginya.

Kenyataannya, matahari juga bergerak bersama dengan planet-planet lain mengitari galaksi bima sakti sehingga bentuk orbit planet juga akan terus berubah.
Sumber:

Fakta Yang Diungkap Diungkap Curiosity Selama Setahun Di Mars

Menjalankan misi selama setahun di Mars, kendaraan antariksa Curiosity berhasil mengungkap fakta-fakta. Fakta baru itu beragam, mulai dari yang memberikan tanda pernah adanya kehidupan, memaparkan bahaya hidup di Mars, hingga kemiripan Mars dengan Bumi.

Apa saja fakta-fakta baru yang diungkap Curiosity tersebut? Berikut pemaparannya seperti dirangkum Discovery dan terus diikuti oleh Kompas.com sepanjang misi Curiosity selama setahun terakhir.


Pemandangan Mars Mirip Bumi

Segera setelah mendarat, Curiosity segera mengirimkan foto-foto pertamanya. Salah satu yang mengagumkan diambil pada 8 Agustus 2012, menggambarakan betapa Mars mirip dengan wilayah gurun di Bumi. Melihat foto itu, mungkin saja ada yang berpikir bahwa pendaratan Mars adalah palsu.

Selain foto itu, Curiosity lewat akun Twitter-nya yang dikelola pihak Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) juga memublikasikan foto pertama yang dijepret, foto berwarna pertama, dan foto pertama Mars pada malam hari. NASA mengembangkan panorama 360 derajat Mars.


Foto-foto pertama yang berhasil diambil robot Curiosity. Foto di bagian kiri menunjukkan bayangan Curiosity sementara bagian kanan menunjukkan Curiosity dengan salah satu rodanya. | NASA


Wahana Curiosity menangkap foto pertama Mars pada malam hari pada Selasa (22/1/2013). Obyek fotonya adalah batu "Sayunei" yang sebelumnya telah dicukil. | NASA



Jejak penjelajahan Curisoity pertama dalam foto berwarna. | NASA

Batu Jake Mirip Batu di Bumi

Setelah beberapa minggu berada di Mars, Curiosity mulai menganalisis batu Jake. Hasil analisis mengungkap bahwa batu Jake memiliki kemiripan dengan batu di Bumi, terbentuk lewat peristiwa vulkanik serta memiliki mineral yang juga dimiliki batu di Bumi.

Batu Jake Matijevic di Mars. Analisis oleh dua piranti robot Curiosity menunjukkan bahwa batu ini secara kimia serupa dengan batu di Bumi. | NASA


Tanah Mars Sama dengan Tanah di Hawaii

Pada November 2012, Curiosity telah sampai di wilayah Mars yang disebut Rocknest. Di wilayah itu, Curiosity menganalisis tanah Mars. Diketahui kemudian, tanah Mars memiliki komposisi mineral mirip dengan tanah di Hawaii.


Citra hasil analisis sampel tanah Mars oleh instrumen CheMin robot Curiosity. Analisis menunjukkan, tanah mars memiliki kristal dengan kandungan feldspar, pyroxene dan olivine serta kandungan non kristal. Warna dalam gambar menunjukkan intensitas sinar X, dengan warna merah sebagai yang paling intens. | NASA


Bukti Adanya Air di Mars

Curiosity mengungkap adanya kerikil Mars yang berbentuk melingkar. Ilmuwan yang terlibat proyek Curiosity mengatakan, kerikil tersebut merupakan bukti terkuat adanya air di Mars.


Jejak Aliran Air di Mars yang diambil dengan lensa kamera Mastcam milik Curiosity pada 14 September 2012 dan dirilis oleh NASA pada 27 September 2012. | NASA


Mineral Mars

Analisis pada batu "John Klein" mengungkap bahwa Mars memiliki mineral yang terbentuk dengan keberadaan air. Batu tersebut mengandung mineral tanah liat dan sulfat. Diduga, Mars juga pernah punya sumber air minum.

Riset lain yang dilakukan oleh wahana antariksa Opportunity juga mengungkap bahwa Mars punya air yang bisa diminum. Opportunity dalam observasi di Kawah Endeavour menemukan adanya tanda bahwa Mars punya air dengan pH netral.


Serbuk batu John Klein, bukti keberhasilan pengeboran wahana antariksa Curiosity di Mars. | NASA


Kawah Endeavour | Wikipedia


Atmosfer Planet Mars

Curiosity mengungkap bahwa dahulu Mars pernah memiliki atmosfer tebal. Namun, karena tak mampu mempertahankan gasnya dari radiasi Matahari, atmosfer planet merah itu perlahan menipis. Hal ini kemudian berpengaruh pada kemampuan Mars mendukung kehidupan.

Sisi Bahaya Mars

Mars memang terkonfirmasi punya air. Namun, Mars juga punya senyawa beracun seperti sulfat yang bila terhirup akan sangat berbahaya, serta perklorat. Belum lagi, radiasi Matahari di Mars yang sangat berisiko bagi manusia.

Fenomena Astronomi

Di samping mengungkap fakta baru, Curiosity juga mengungkap fenomena astronomi menarik di Mars. Misalnya, Curiosity menangkap citra gerhana yang muncul karena Phobos menghalangi Matahari.


Gerhana Matahari oleh Phobos seperti diambil robot Curiosity pada Kamis (13/9/2012). | NASA



Phobos | Wikipedia




Sumber :
Yunanto Wiji Utomo / kompas.com

Perempuan Jadi Pria Jatuh Cinta Pada Perempuan yang Sebelumnya Pria

Ketika transgender mulai marak terjadi di negara-negara barat, kadang diadakan acara gathering sebagai dukungan bagi mereka. Masalahnya, jadi terlihat ganjil saat ada kejadian unik.
 

Andrew (17 tahun) adalah remaja yang melakukan operasi kelamin. Sebelumnya ia dilahirkan sebagai perempuan bernama Emerald. Namun merasa tak nyaman dengan 'kodrat' yang dimiliki. Sekarang denmgan tubuh barunya sebagai pria, merasa lebih senang beraktivitas seperti ke kolam renang, misalnya.

Sebaliknya, Katie Hills justru sebelumnya adalah seorang pria bernama Luke. Ia juga melakukan proses transgender dua tahun lalu (sekitar 2011).


 
Nah, pada acara gathering khusus transgender ternyata Andrew dan Katie saling jatuh cinta. Akhirnya berpacaran.

Sebelumnya, Katie sering di-bully di sekolah karena menjadi transgender. Kini, menurutnya, hidupnya jadi lebih indah karena cinta yang dirasakan bersama Andrew. Kedua orang tua mereka juga menerima keputusan anak-anaknya. Yang mereka harapkan adalah, orang-orang lain juga mau mengerti jalan yang mereka pilih.

Hmmm...Menurut kamu?

Sumber:
iwebstreet.

Berapa Lama Sih Satu Tahun Cahaya itu ?

Kita sering membaca jarak benda-benda di langit menggunakan satuan tahun cahaya. Penggunaan kata "tahun" seolah menunjuk pada waktu, "berapa lama". Sesungguhnya yang dimaksud adalah satuan jarak.

Mengapa menggunakan satuan "tahun cahaya"? Karena benda-benda di luar angkasa jaraknya sangat jauh, kalau menggunakan meter, kilometer, mile, maka manusia pasti kebingungan bagaimana menyebutkannya saking banyaknya angka nol.

Contoh, jarak Matahari dengan bintang terdekatnya 40.000.000.000.000 km atau 40 trilyun kilometer. Sementara masih banyak sekali bintang-bintang yang letaknya lebih jauh dari itu. Dan jarak ke galaksi Andromeda adalah 21.000.000.000.000.000.000 km atau 2,1 x 19 km. Bagaimana menyebutnya?

Maka untuk mengukur jarak yang sangat besar, digunakan satuan tahun cahaya. Cahaya bergerak 299.792.458 meter per detik atau aproksimasinya 300.000 km per detik maka 1 detik cahaya (light second) setara dengan jarak 300.000 km. Bagaimana kalau setahun?
300.000 km/detik x 60 detik/menit x 60 menit/jam x 24 jam/hari x 365,25 hari/tahun = 9.467.280.000.000 km = (9,46 x 1012) km

Maka tahun cahaya didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh cahaya dalam
waktu satu tahun ketika melewati ruang hampa udara atau setara dengan
9.467.280.000.000 km = (9,46 x 1012 ) km.

Jarak yang sangat jauh tapi lebih mudah untuk diingat. Kita lihat contohnya di bawah ini. Lebih
mudah diingat bukan jika menggunakan tahun cahaya?

Dari definisi tahun cahaya tersebut, ketika seorang pengamat di Bumi melihat sebuah
bintang yang jaraknya 10 tahun cahaya maka artinya cahaya yang diterima
pengamat saat ini merupakan cahaya yang baru tiba setelah melakukan
perjalanan dari bintang dengan jarak tempuh 10 tahun. Atau sederhananya
si pengamat di Bumi sedang melihat bintang pada keadaannya 10 tahun yang
lalu.

Sekadar info, d bawah ini contoh ukuran jarak antar bumi dengan beberapa benda di tata surya.


  • Bulan = 1,29 detik cahaya
  • Matahari= 8,3 menit cahaya
  • Mars = 12,7 menit cahaya
  • Jupiter = 33 menit cahaya
  • Pluto = 5,3 jam cahaya
  • Proxima Cetauri= 4.3 tahun cahaya
  • Sirius = 8,58 tahun cahaya
  • Galaksi Andromeda = 2.300.000 tahun cahaya atau 2,3 juta tahun cahaya

Sumber:
langitselatan

Bakteri Bisa Tumbuh Ganas Bila Berada Di Luar Angkasa

Berdasarkan penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh para ilmuwan, didapatkan fakta bahwa bakteri ternyata bisa tumbuh dan berkembang menjadi lebih besar dan ganas di tempat dengan gaya gravitasi mikro seperti di luar angkasa.

Pada misi Atlantis terdahulu, dilakukan sejumlah percobaan dengan membuat media koloni hidupnya bakteri (biofilm) untuk kemudian dilihat perkembangannya. Ternyata bakteri tumbuh menjadi lebih besar dan lebih tebal. Hal itu tentu sangat membahayakan bila sampai masuk ke dalam tubuh manusia.





Media untuk penelitian bakteri yg dibawa pesawat ulang alik Atlantis.

Image credit: plosone

"Bakteri tumbuh selama penerbangan luar angkasa dan memiliki lebih banyak sel-sel hidup, memiliki biomassa yang lebih banyak, dan juga lebih tebal daripada bakteri yang ada pada kondisi gravitasi normal," ungkap juru bicara NASA dalam sebuah jumpa pers.

Jenis bakteri yang diamati adalah Pseudomonas aeruginosa yang tumbuh cepat selama tiga hari dalam sebuah media urin buatan. Menurut NASA media urin buatan sangat cocok sebagai tempat koloni bakteri terbentuk, baik di dalam atau di luar tubuh manusia dan mengingat itu juga termasuk limbang di pesawat ulang allik, maka media urin buatan dipilih untuk mengatahui sejauh mana efeknya terhadap kesehatan astronot.



Sampel bakteri Pseudomonas aeruginosa. Image credit: google




Hasil penelitian. Image credit: plosone




Hasil penelitian. Image credit: plosone


Setiap media tempat tumbuh bakteri diberi membran selulosa dimana bakteri bisa tumbuh di sana. Metode yang sama juga telah diterapkan pada penelitian di Bumi.

"Ini masih dalam tahap awal penelitian dan memerlukan penelitian lebih lanjut lagi untuk mengetahui bagaimana gaya gravitasi mikro mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme lain," ungkap Cynthia Collins dari Rensselaer Polytechnic Institute.

"Sebelum kita mengirim astronot ke luar angkasa, kita harus meyakinkan dulu bahwa mereka telah disterilisasi dari bakteri dan mikroorganisme lain untuk mengurangi resiko mereka sebagai pembawa dan tempat tumbuhnya bakteri yang dapat menyebar ke astronot lain dan juga peralatan yang ada," tambah Collins.

Sumber :
UT, PS, Adi Saputro / www.astronomi.us

Foto Cantik Dan Seksi Putri Indonesia Agni Pratistha

Written By radde on 13 September, 2013 | 11.21

Agni Pratistha Arkadewi Kuswardono (lahir di Canberra, Australia, 8 Desember 1987; umur 23 tahun, tinggi 178 cm) adalah penyandang gelar Puteri Indonesia 2006. Nama Agni Pratistha berarti Perapian dalam Bahasa Sanskerta.

Foto-foto Agni Pratistha:

Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha





Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha



Foto Agni Pratistha

Foto Agni Pratistha
Sumber

Elysia chlorotica, Siput Dengan Tenaga Surya

Written By radde on 12 September, 2013 | 22.29

Elysia chlorotica adalah siput laut berwarna hijau cerah yang sangat unik. Siput laut ini memiliki kemampuan fotosintesis, yaitu kemampuan untuk membentuk zat makanan dengan menggunakan energi matahari.



Elysia chlorotica. (creepyanimals.com)


Kloroplas

Elysia chlorotica yang masih muda hidup dengan memakan ganggang laut selama sekitar dua minggu. Setelah itu, siput laut ini tidak perlu lagi makan untuk terus hidup.

Setelah diteliti, ternyata siput laut ini menyimpan kloroplas dari ganggang-ganggang yang dimakannya, dan menggunakannya untuk membentuk energi. Kloroplas adalah sel hijau yang terdapat pada tumbuhan yang berfungsi mengubah sinar matahari menjadi energi.

Siklus kehidupan Elysia chlorotica. (jeb.biologists.org)


Kemudian munculah satu misteri. Kloroplas memiliki DNA yang menghasilkan hanya 10% dari protein-protein yang dibutuhkan untuk berfotosintesis. Gen-gen lain untuk menghasilkan 90% sisanya dapat ditemukan di DNA nuklir ganggang.

Jadi pertanyaannya adalah bagaimana kloroplas dapat bekerja dengan baik di sel hewan yang tidak memiliki gen-gen ini?


Pencuri Gen
Di satu eksperimen, diambillah gen kloroplas dari ganggang Vaucheira litorea, salah satu ganggang favorit siput ini. Kemudian para peneliti membandingkan dengan DNA si siput laut dan menemukan adanya gen yang identik dengan salah satu gen vital yang dimiliki ganggang laut.



Para peneliti hanya dapat berasumsi bahwa siput laut ini mungkin mencuri gen dari makanannya. Fenomena ini dinamakan kleptoplasty. Dengan gen-gen curian ini, siput dapat memproduksi protein-protein yang diperlukan untuk menjaga keaktifan kloroplas.



Di penelitian berikutnya, para peneliti menemukan gen ini juga terdapat di sel seks Elysia chlorotica. Artinya, kemampuan untuk berfotosintesis ini juga diturunkan ke generasi selanjutnya.

Siklus kehidupan Elysia chlorotica. (pnas.org)


Manusia Berfotosintesis?

DNA berpindah dari satu spesis ke spesis lainnya tidaklah jarang terjadi, tetapi biasanya DNA tidak dapat berfungsi di spesis lainnya. Kasus yang terjadi pada siput laut ini sangatlah unik, karena gen ganggang dapat berfungsi dengan baik di dalam tubuh siput.

Ini tidaklah mungkin terjadi pada manusia, memiliki kemampuan berfotosintesis setelah memakan banyak ganggang laut. Karena sistem pencernaan kita akan menghabiskan semuanya: kloroplas dan DNA-nya.


Sumber :

Sains

More on this category »

Pemilu 2014

More on this category »
 
Contact Us : Disclaimer | Advertise With Us
Copyright © 2013 Jendela Dunia - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger