Renungan - Jendela Dunia
Headlines News :
Home » » Renungan

Renungan

Written By radde on 02 Agustus, 2011 | 09.59

Ini adalah kisah dua orang
pria yang sedang dirawat di
sebuah kamar rumah sakit.
Seorang di antaranya
menderita penyakit yang
mengharuskannya duduk dekat jendela disamping
tempat tidurnya selama
satu jam di setiap sore
untuk mengosongkan cairan
dari paru-parunya dan untuk
menormalkan jantungnya karena denyutnya sangat
lemah.

Sedangkan pria yang lain
harus berbaring. Pria ini
sering uring-uringan, bahkan
tak jarang membentak
anggota keluarga yang
menjaga dan perawat yang memeriksanya. Tak jarang
pula pria yang satu ini
berteriak di malam hari
(mungkin karena kesakitan)
sehingga mengganggu
pasien yang lainnya.

Suatu hari di sore yang
cerah, seperti biasa pria
yang berada dekat jendela
ini duduk sambil melihat
keluar jendela.

Sambil tersenyum dan
dengan wajah gembira dia
menggumam, "Senang sekali
ya seandainya aku bisa
berjalan-jalan setiap sore di
taman itu, tentunya aku tidak ingin kembali di tempat
ini lagi." gumamnya sambil
tetap terlihat tersenyum.

Melihat hal itu pria satunya
yang berada di sebelah
tempat tidurnya berkata
dengan rasa penasaran,
"Apa yang kau lihat di luar
sana, kawan?"

"Sebuah taman dengan
kolam yang indah. Itik dan
angsa berenang-renang
cantik, sedangkan anak-
anak bermain dengan
perahu-perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan
bergandengan di tengah
taman yang dipenuhi dengan
berbagai macam bunga
berwarnakan pelangi.
Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu. Jauh di
atas sana terlihat kaki
langit kota yang
mempesona. Suatu senja
yang indah." jelas pria yang
duduk

Setiap sore ia menceritakan
tentang apa yang terlihat di
luar jendela kepada rekan
sekamarnya. Selama satu
jam itulah, pria yang hanya
bisa berbaring merasa begitu senang dan bergairah
membayangkan betapa luas
dan indahnya semua
kegiatan dan warna-warna
indah yang ada di luar sana.

Pria pertama itu
menceritakan keadaan di
luar jendela dengan begitu
detil sehingga membuat pria
yang berbaring
membayangkan semua keindahan pemandangan itu.

Perasaannya menjadi lebih
tenang, dalam menjalani
kesehariannya di rumah
sakit itu. Semangat
hidupnya menjadi lebih kuat,
percaya dirinya pun semakin bertambah.

Pada suatu sore yang lain,
pria yang duduk di dekat
jendela menceritakan
tentang parade karnaval
yang sedang melintas.

Meski pria yang kedua tidak
dapat mendengar suara
parade itu, namun ia dapat
melihatnya melalui
pandangan mata pria yang
pertama yang menggambarkan semua itu
dengan kata-kata yang
indah. Begitulah seterusnya,
dari hari ke hari. Dan, satu
minggu pun berlalu.

Suatu pagi, seorang
perawat mendapati pria
yang berbaring di dekat
jendela itu telah meninggal
dunia dengan tenang dalam
tidurnya.

Pria yang kedua merasa
begitu kehilangan seorang
teman yang mengisi hari-
harinya. Begitu
penasarannya dengan apa
yang diceritakan oleh sang kawan hingga ia meminta
pada perawat agar ia bisa
dipindahkan ke tempat tidur
di dekat jendela itu.

Perawat itu menuruti
kemauannya dengan senang
hati dan mempersiapkan
segala sesuatunya. Ketika
semuanya selesai, ia
meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar.

Dengan perlahan dan
kesakitan, pria ini
memaksakan dirinya untuk
bangun. Ia ingin sekali
melihat keindahan dunia luar
melalui jendela itu.

Betapa senangnya, akhirnya
ia bisa melihat sendiri dan
menikmati semua keindahan
itu. Hatinya tegang,
perlahan ia menjengukkan
kepalanya ke jendela di samping tempat tidurnya.
Apa yang dilihatnya?
Ternyata, jendela itu
menghadap ke sebuah . . .
Tembok Kosong!!!

Ia berseru memanggil
perawat dan menanyakan
apa yang membuat teman
pria yang sudah wafat tadi
bercerita seolah-olah
melihat semua pemandangan yang luar biasa indah di balik
jendela itu.

Dari perawat itulah dia
menyadari bahwa rekannya
yang sudah meninggal
ternyata seorang Tuna
Netra yang terserang
penyakit parah dan kronis

Hikmah :
Kata yang penuh semangat,
tutur kata yang
membangun, selalu
menghadirkan sisi terbaik
dalam hidup kita.

Menyampaikan setiap ujaran
dengan santun, akan selalu
lebih baik daripada
menyampaikannya dengan
ketus, gerutu, atau dengan
kesal.

Ada hal-hal yang mempesona
saat kita mampu
memberikan kebahagiaan
kepada orang lain.
sumber

Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam

 
Contact Us : Disclaimer | Advertise With Us
Copyright © 2013 Jendela Dunia - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger