Masih 15 Tahun ! Anak Ini Akan Menjadi Ayah Dan Kriminal - Jendela Dunia
Headlines News :
Home » » Masih 15 Tahun ! Anak Ini Akan Menjadi Ayah Dan Kriminal

Masih 15 Tahun ! Anak Ini Akan Menjadi Ayah Dan Kriminal

Written By radde on 22 November, 2013 | 08.27


Umumnya di usia 15 tahun, seseorang disibukkan dengan kegiatan sekolah dan kegiatan khas remaja lainnya seperti bermusik atau bertanding olahraga. Tapi di usia 15 tahun, Nathanual Hemy, justru harus bersiap menjadi seorang ayah. Yang tak kalah mengejutkan, dia bahkan terlibat tindak kriminal.

Pria muda bewajah polos ini mulai 'terjun' ke dunia kriminal setelah berulang tahun ke-10, yaitu saat bergabung dengan sebuah geng sekelompok perampok bersenjata. Akibat perbuatan kriminal yang dilakukannya, Hemy, pun dimejahijaukan. "Rekor kamu buruk sekali," begitu kata hakim yang menyidangkan kasusnya.

Dalam sidang, hakim menyatakan Hemy menerima sembilan tuntutan karena telah melakukan 22 tindakan pidana, meliputi perusakan dan pencurian mobil. Hemy pun dijatuhi hukuman selama 3 tahun 6 bulan atas ulahnya merampok toko sambil mengancam pelayan toko yang berusia 60 tahun dengan sebuah pisau besar, di Southampton, Inggris, April lalu.

Menurut keterangan di persidangan, Hemy mulanya mengikuti pemimpin gengnya, Sid Pumford. Ia kemudian dengan cekatan mengambil pisau dan mengacungkannya ke arah Pumford dan para pelayan di toko. Orang-orang di luar toko mendengar jeritan pelayan toko. Mereka juga melihat bagaimana Hemy bergulat dengan manajer toko.

Hemy, Pumford, dan kelompoknya berhasil keluar membawa uang sebanyak 150 pounds terling atau sekitar Rp 2,8 juta. Malang bagi Hemy, ternyata ponselnya jatuh di toko saat bertengkar dengan manajer toko. Dari sinilah Hemy akhirnya bisa diendus jejaknya dan akhirnya tertangkap. Di pengadilan, Hemy sempat mengelak dan mengaku melakukan perampokan tanpa membawa pisau. Namun hakim Peter Henry berhasil membuktikan ia bersalah.

"Selain umur kamu yang masih 15 tahun, ternyata kamu juga memiliki andil cukup besar dalam aksi perampokan ini. Kamu yang memimpin aksi, dan kamu terlibat dalam perlawanan fisik. Tampaknya kamu sangat antusias melakukan perampokan ini," ucap hakim Henry saat mengadili Hemy.

Henry menambahkan tindakan kriminal yang dilakukan Hemy berdampak cukup parah bagi para korbannya, terutama kondisi psikologis mereka. Sang manajer toko kini menjadi selalu cemas, dan wanita pelayan toko berusia 60 tahun yang ia ancam kini 'menderita'

"Wanita itu telah mengalami serangan panik dan merasa sakit di bagian dadanya. Ia cukup menderita berkat ulah Hemy," sebut hakim Henry.

Terkait hal ini, keluarga Hemy justru menyalahkan pemimpin geng di mana Hemy bergabung. Mereka juga mengaku, hubungan Hemy dan ayahnya yang kurang baik menjadi penyebab Hemy memutuskan 'berkarier' di dunia kriminal. Dua tahun terakhir Hemy dibesarkan oleh nenek buyutnya, Jacqueline Wiliams (71 tahun) dan neneknya, Lorraine Claffey (51 tahun). Keduanya mengklaim, perilaku negatif Hemy ini disebabkan oleh keputusan ibu Hemy, Lisa Hemy (35 tahun) yang enggan mengurus Hemy kecil saat berusia 9 tahun. Nathanual Hemy juga tak tahu siapa gerangan ayah kandungnya.

"Dia tak tahu nama ayahnya, dan mungkin Lisa juga tak tahu. Nathanual kehilangan sosok peran ayah dalam hidupnya. Menurut saya itulah penyebab segala masalah yang dihadapinya," tutur Jacqualine.

Jacqualine menambahkan Lisa mulai enggan mengurus Nathanual karena menyerah menghadapi tingkah putra kecilnya itu. Setahun kemudian Hemy mulai bertingkah dan mendapat hukuman pertamanya setelah menghancurkan jendela di Vermont School in Southampton, Hants, Inggris.

"Sejujurnya, saya dan Lorraine kurang suka dengan perilaku Lisa. Lisa ternyata sangat bermasalah. Dia ketergantungan obat-obatan. Saya ingin Nathanual memiliki hidup yang lebih baik. Saya berharap dia bisa menjadi pria yang baik," papar Jacqualine.

Jacqualine menyebut saat ini Hemy dan kekasihnya, Lotus Lendon (16), tengah menanti kelahiran anaknya yang kelak akan diberi nama Reegen.

"Nathanual sangat senang akan menjadi ayah. Tetapi jelas ia merasa sedih, sebab tidak bisa menyaksikan putra pertamanya dilahirkan. Semoga dengan menjadi ayah, ia akan berubah dan menjadi pria yang lebih baik. Nathanual pernah bilang pada saya, 'Nek, aku tidak ingin anakku menjadi seperti aku'," ucap Jacqualine.

Kini sang kepala geng, Pumford, juga tengah menjalani hukuman penjara selama 19 tahun. Ia mengaku telah melakukan beragam tindakan kriminal.

Terkait kasus Hemy, menurut analisis psikolog Rosalind Randle, seorang anak dapat terlibat tindakan kriminal seperti itu, tentu disebabkan oleh beberapa masalah yang menumpuk dari waktu ke waktu. Salah satu penyebabnya adalah pengawasan keluarga yang kurang di jam-jam usai sekolah hingga jam tidur. Selain itu, gejolak emosi yang dirasakan anak selama di rumah, juga berpengaruh pada kehidupannya di sekolah. Akhirnya anak menjadi mudah 'tertular' perilaku negatif dan bergabung dengan geng dengan anak-anak yang memiliki masalah yang sama.

Faktor lainnya adalah kepribadian anak itu sendiri. Beberapa anak merasa senang dan tertantang saat terlibat dalam hal-hal kriminal, seperti mencuri, merusak mobil, bergabung dengan geng, atau melakukan kekerasan. Menurut Randle, mereka merasa senang dan puas ketika berhasil meloloskan diri setelah beraksi.

Hal ini akan terjadi, terutama dalam keluarga dengan permasalahan yang kompleks. Dalam kasus Hemy, ia diabaikan oleh ibu kandungnya dan tidak tahu siapa ayahnya sendiri. Anak-anak seperti Hemy merasa kurang mendapat perhatian. Maka dari itu, mereka senang melakukan hal-hal yang di luar norma agar dikenal banyak orang dan mendapatkan status dalam masyarakat.
Sumber
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam

 
Contact Us : Disclaimer | Advertise With Us
Copyright © 2013 Jendela Dunia - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger