Selama berlangsungnya kekhalifahan Islam di bawah pemerintahan Dinasti Umayyah, tercatat 14 orang yang menjabat sebagai khalifah. Mereka berasal dari dua keluarga, yakni Al-Harb dan Al-Ash.
Muawiyah bin Abu Sufyan: (41-60 H/661-679 M)
Ia merupakan pendiri sekaligus penguasa pertama Daulah Bani Umayyah. Muawiyah masuk Islam pada tahun 6 H/627 M saat terjadi Perjanjian Hudaibiyah.
Dia menyembunyikan keislamannya hingga terjadinya penaklukan Kota Makkah pada tahun 8 H. Pada zaman Nabi SAW, Muawiyah merupakan salah seorang sahabat yang ikut bersama Rasulullah pada Perang Hunain dan Thaif.
Pada masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin, ia menempati sejumlah posisi penting, di antaranya menjadi gubernur untuk seluruh wilayah Syam pada masa Khalifah Umar bin Khathab dan memimpin pasukan kaum Muslim dalam ekspedisi penyerbuan ke wilayah Romawi dan Siprus.
Ketika memegang tampuk kekuasaan, Muawiyah banyak melakukan misi penaklukan. Wilayah-wilayah yang berhasil ditaklukkan Muawiyah antara lain adalah wilayah kekuasaan Kekaisaran Romawi (meliputi Turki, Konstantinopel, Pulau Jarba di Tunisia, Kepulauan Rhodesia, Kepulauan Kreta, dan Kepulauan Ijih dekat Konstantinopel) serta wilayah Afrika (Benzarat, Qamuniyah, Susat, Sirt, Mogadishu, Tharablis, Wadan, Qayrawan, Kur, dan Aljazair).
Marwan bin Hakam: (64-65 H/683-684 M)
Ia merupakan khalifah pertama Dinasti Muawiyah dari garis keturunan keluarga Abi Al-Ash. Setelah Yazid bin Muawiyah mengundurkan diri dari kekuasaan dan kemudian menyendiri, Bani Umayyah segera mengangkat Marwan bin Hakam pada tahun 64 H/683 M.
Pada zamannya, wilayah Syam yang sempat lepas dari genggaman kaum Muslim berhasil dikuasai kembali. Selain itu, Marwan juga berhasil merebut Mesir. Ia meninggal pada tahun 65 H/684 M setelah mengangkat anaknya sebagai penggantinya.
Abdul Malik bin Marwan: (73-86 H/692-705 M)
Ia diangkat menjadi penguasa kelima Dinasti Umayyah menggantikan ayahnya Marwan bin Hakam yang wafat.
Pada masa pemerintahan Muawiyah, dia diangkat menjadi gubernur Madinah. Ketika memangku jabatan tersebut, usianya masih terbilang muda, 16 tahun.
Sebelum menjadi khalifah, dia dikenal sebagai sosok yang zuhud dan fakih dan dianggap sebagai salah seorang ulama Madinah. Dia ikut dalam penaklukan-penaklukan yang terjadi di Afrika pada tahun 41-45 H.
Abdul Malik adalah khalifah pertama dalam Islam yang membuat mata uang sendiri pada tahun 76 H/695 M. Dia juga berhasil membangun kembali Masjid Al-Aqsha dan urusan administrasi negara diwajibkan dalam bahasa Arab. Dia memerintah secara legal selama 13 tahun sebelum akhirnya meninggal pada tahun 86 H/705 M.
Umar bin Abdul Aziz: (99-102 H/717-720 M)
Masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz terbilang sebagai masa kegemilangan umat Islam. Khalifah kedelapan Dinasti Umayyah ini lebih fokus pada pembangunan di dalam negeri.
Ketika dinobatkan sebagai khalifah, dia menyatakan bahwa memperbaiki dan meningkatkan negeri yang berada dalam wilayah Islam lebih baik daripada menambah perluasannya. Ini berarti bahwa prioritas utama adalah pembangunan dalam negeri.
Meskipun masa pemerintahannya sangat singkat, dia berhasil menjalin hubungan baik dengan golongan oposisi, seperti Syiah. Dia juga memberi kebebasan kepada penganut agama lain untuk beribadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Pajak diperingan serta kedudukan Mawali (orang-orang non-Arab) disejajarkan dengan Muslim Arab.
Selain itu, Umar bin Abdul Aziz tercatat sebagai seorang khalifah yang terkenal dengan kejujuran dan kealimannya.
Sumber
Muawiyah bin Abu Sufyan: (41-60 H/661-679 M)
Ia merupakan pendiri sekaligus penguasa pertama Daulah Bani Umayyah. Muawiyah masuk Islam pada tahun 6 H/627 M saat terjadi Perjanjian Hudaibiyah.
Dia menyembunyikan keislamannya hingga terjadinya penaklukan Kota Makkah pada tahun 8 H. Pada zaman Nabi SAW, Muawiyah merupakan salah seorang sahabat yang ikut bersama Rasulullah pada Perang Hunain dan Thaif.
Pada masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin, ia menempati sejumlah posisi penting, di antaranya menjadi gubernur untuk seluruh wilayah Syam pada masa Khalifah Umar bin Khathab dan memimpin pasukan kaum Muslim dalam ekspedisi penyerbuan ke wilayah Romawi dan Siprus.
Ketika memegang tampuk kekuasaan, Muawiyah banyak melakukan misi penaklukan. Wilayah-wilayah yang berhasil ditaklukkan Muawiyah antara lain adalah wilayah kekuasaan Kekaisaran Romawi (meliputi Turki, Konstantinopel, Pulau Jarba di Tunisia, Kepulauan Rhodesia, Kepulauan Kreta, dan Kepulauan Ijih dekat Konstantinopel) serta wilayah Afrika (Benzarat, Qamuniyah, Susat, Sirt, Mogadishu, Tharablis, Wadan, Qayrawan, Kur, dan Aljazair).
Marwan bin Hakam: (64-65 H/683-684 M)
Ia merupakan khalifah pertama Dinasti Muawiyah dari garis keturunan keluarga Abi Al-Ash. Setelah Yazid bin Muawiyah mengundurkan diri dari kekuasaan dan kemudian menyendiri, Bani Umayyah segera mengangkat Marwan bin Hakam pada tahun 64 H/683 M.
Pada zamannya, wilayah Syam yang sempat lepas dari genggaman kaum Muslim berhasil dikuasai kembali. Selain itu, Marwan juga berhasil merebut Mesir. Ia meninggal pada tahun 65 H/684 M setelah mengangkat anaknya sebagai penggantinya.
Abdul Malik bin Marwan: (73-86 H/692-705 M)
Ia diangkat menjadi penguasa kelima Dinasti Umayyah menggantikan ayahnya Marwan bin Hakam yang wafat.
Pada masa pemerintahan Muawiyah, dia diangkat menjadi gubernur Madinah. Ketika memangku jabatan tersebut, usianya masih terbilang muda, 16 tahun.
Sebelum menjadi khalifah, dia dikenal sebagai sosok yang zuhud dan fakih dan dianggap sebagai salah seorang ulama Madinah. Dia ikut dalam penaklukan-penaklukan yang terjadi di Afrika pada tahun 41-45 H.
Abdul Malik adalah khalifah pertama dalam Islam yang membuat mata uang sendiri pada tahun 76 H/695 M. Dia juga berhasil membangun kembali Masjid Al-Aqsha dan urusan administrasi negara diwajibkan dalam bahasa Arab. Dia memerintah secara legal selama 13 tahun sebelum akhirnya meninggal pada tahun 86 H/705 M.
Umar bin Abdul Aziz: (99-102 H/717-720 M)
Masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz terbilang sebagai masa kegemilangan umat Islam. Khalifah kedelapan Dinasti Umayyah ini lebih fokus pada pembangunan di dalam negeri.
Ketika dinobatkan sebagai khalifah, dia menyatakan bahwa memperbaiki dan meningkatkan negeri yang berada dalam wilayah Islam lebih baik daripada menambah perluasannya. Ini berarti bahwa prioritas utama adalah pembangunan dalam negeri.
Meskipun masa pemerintahannya sangat singkat, dia berhasil menjalin hubungan baik dengan golongan oposisi, seperti Syiah. Dia juga memberi kebebasan kepada penganut agama lain untuk beribadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Pajak diperingan serta kedudukan Mawali (orang-orang non-Arab) disejajarkan dengan Muslim Arab.
Selain itu, Umar bin Abdul Aziz tercatat sebagai seorang khalifah yang terkenal dengan kejujuran dan kealimannya.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam