Ada Komponen Jaringan di Belakang Jokowi - Jendela Dunia
Headlines News :
Home » » Ada Komponen Jaringan di Belakang Jokowi

Ada Komponen Jaringan di Belakang Jokowi

Written By radde on 16 Agustus, 2013 | 21.00


Kerjaan poles memoles citra kandidat dalam pemilihan legislatif maupun pemilihan kepala daerah tak dapat dipisahkan dari peran branding consultan. Sebagai lembaga yang bergerak di bidang jasa komunikasi media, Fastcomm memfokuskan kegiatannya pada personal branding kandidat.

Direktur Eksekutif Fastcomm Ipang Wahid mengatakan institusinya membagi tiga komponen utama dalam proses pemenangan seorang kandidat. Pertama, adanya konsultan politik yang mengadakan survei dan memberikan usulan-usulan strategi politik. Contoh konsultan ini antara lain SMRC, Indo Barometer, dan LSI.

Kedua, konsultan komunikasi. Tahap kedua ini diperlukan setelah strategi politik diturunkan menjadi strategi komunikasi. “Di situlah perlunya konsultan komunikasi macam kami ini. Tugasnya untuk bikin strategi komunikasi, mulai dari konsep sampai nanti mengeksekusinya,” kata Ipang saat berbincang dengan detikcom Rabu (14/8) malam lalu.

Komponen ketiga adalah konsultan jaringan yang melakukan direct selling atau kegiatan door to door. Komponen jaringan umumnya ada dalam pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden. Adapun untuk pemilihan legislatif, dua komponen pertama jadi tugas partai, dan konsultan jaringan jadi tugas calon legislator yang bersangkutan.

Pria bernama asli Irfan Asya'ari Sudirman itu menjelaskan partai politik umumnya mempunyai konsultan politik untuk melakukan survei, dan konsultan komunikasi untuk branding. Adapun konsultan jaringan berhubungan langsung dengan caleg di daerah pemilihan, tapi strategi komunikasinya tetap disediakan oleh perusahaan komunikasi yang diajak kerja sama.

“Ini seperti Jaringan Survey Indonesia atau yang kemarin bantu relawan-relawan Jokowi itu,” kata dia mencontohkan. Saat Pilkada di Jakarta, Ipang mengaku pihaknya membuat strategi komunikasi tapi yang menjalaninya adalah tim dari konsultan jaringan dalam hal ini Jaringan Survey Indonesia. “Strateginya partnership-lah,” ujarnya.



Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago, mengatakan Jokowi hampir tak ada desain personal branding saat bertarung dalam Pilkada sekitar setahun lalu. “Karena dia sendiri brand-nya enggak perlu dibikin, dengan pengalaman dia di Solo dan gaya yang tidak dibuat-buat itulah yang perlu dikomunikasikan atau dipromosikan, jadi enggak pakai konsultan atau dibikin iklannya,” kata Andrinof kepada detikcom, Kamis (15/8).

Namun ia mengakui kemenangan Joko Widodo atau Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta tak terlepas dari para konsultan jaringan yang bekerja untuk mengkomunikasikan kegiatan Jokowi ke media, tanpa harus mengkoordinir media. Tim ini kata dia, hanya memfasilitasi pertemuan-pertemuan dengan kelompok masyarakat. “Tim itu ada yang sukarelawan, tapi memang dikoordinasikan,” ujar Andrinof.

Andrinof yang juga terlibat sebagai konseptor visi-misi Jokowi itu menambahkan, tim jaringan tersebut juga berperan mengobservasi kelompok masyarakat yang mau didatangi. “Nanti Pak Jokowi ke sana mau ngomong apa dan apa yang mau disampaikan itu setelah dirundingkan sama tim dan juga ide asli dari Pak Jokowi,” katanya.

Strategi yang dilakukan Jokowi dinilai berbeda dengan personal branding yang lekat dengan pencitraan. “Strateginya beda itu, harus frekuensi tinggi lari ke satu tempat, sampai 14 titik dari subuh sampai malam. Itu membangun kepercayaan masyarakat, beda dengan personal branding, dikasih imejnya lalu diiklankan banyak-banyak dan rajin jalan ke media,” kata dia menjelaskan.
Sumber
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam

 
Contact Us : Disclaimer | Advertise With Us
Copyright © 2013 Jendela Dunia - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger