Beberapa hari lalu, astronom mengumumkan bahwa mereka telah menemukan bintang yang merupakan "saudara kandung" matahari. Bintang bernama HD 126826 itu berjarak 110 tahun cahaya atau 1,04 kuadriliun kilometer.
Astronom amatir, Ma'rufin Sudibyo, mengatakan, bintang tersebut bisa dilihat malam ini dan sepanjang bulan bisa dilihat dari Indonesia. "Bintang ini bisa dilihat dari Indonesia sejak sekitar pukul 9 malam hingga pagi hari, di langit sisi utara," katanya.
Ma'rufin mengungkapkan, ada tiga syarat utama agar warga Indonesia bisa melihat bintang ini. Syarat mutlaknya adalah memiliki atau menggunakan binokuler. Bintang ini terlalu redup untuk bisa dilihat dengan mata telanjang.
Syarat kedua, memilih tempat yang cukup gelap untuk pengamatan. "(Bintang ini) tidak bisa dilihat dari lingkungan urban atau kota, seperti kota-kota kecil, apalagi Jakarta," ujarnya
Tempat yang bisa dipilih adalah yang belum banyak mengalami polusi cahaya, misalnya pedesaan ataupun pantai-pantai yang belum banyak dikembangkan sebagai obyek wisata. Banyak pantai di wilayah selatan Jawa masih memungkinkan menjadi lokasi pengamatan.
Kepemilikan peta langit atau perangkat lunak astronomi seperti Stellarium dan Starry Night adalah syarat lain. Peta atau perangkat lunak itu akan membantu pengamat menentukan lokasi bintang.
HD 126826 atau disebut juga HIP 87382 dalam katalog bintang lain akan terlihat di langit utara. Tepatnya, bintang tersebut berada di sebelah kiri dari bintang Vega, bintang terang di rasi Lyra.
"Rasinya mudah dicari. Pada waktu tersebut, lihat saja ke langit utara, identifikasi selempang galaksi Bimasakti, lalu cari bintang terang di samping kirinya, itu bintang Vega. Nah, si HIP 87382 tidak jauh dari rasi itu," kata Ma'rufin.
HD 126826 sebenarnya bukan bintang baru. Namun, lewat pengukuran orbit serta analisis kimia dengan metode spektrometri, astronom baru mengetahui bahwa bintang itu lahir dari awan gas yang sama dengan matahari.
Nama HD 126826 adalah nama dalam katalog bintang Henry Draper. Sementara itu, HIP 87282 adalah nama dalam katalog Hipparcos. Peta langit atau perangkat lunak astronomi biasa menggunakan salah satu dari dua nama tersebut.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam