mengganggu aktivitas kita.
Berdenyut-denyut. Tegang.
Sakit. Apa Anda memiliki
kecenderungan untuk sakit
kepala, baik yang berkala ataupun yang kadang-
kadang saja? Ada beberapa
fakta yang menarik dan
mengejutkan tentang sakit
kepala pada umumnya. Ada
juga tips untuk mencegah dan menyiasatinya.
Semua itu terangkum dalam
10 poin berikut.
1. Pergi ke dokter gigi, bukan
dokter umum, dapat
pecahkan masalah sakit
kepala Anda Jika Anda sering mengalami
sakit kepala yang tak jelas
apa sebabnya, coba
ceritakan hal tersebut pada
dokter gigi Anda saat
periksa. "Saya menderita sakit kepala yang cukup
parah selama bertahun-
tahun," kata Gretchen
Anderson, 48 tahun, yang
tinggal di Eagle, Idaho.
"Setelah menjalani tes medis dan meminum obat, saya
mengetahui sebabnya:
rahang yang bergemeretak
di tengah malam. Gigi
geraham saya berlubang dan
dokter gigi saya bertanya apakah saya mengalami
sakit kepala. Duh!" Setelah
dokternya memasangkan
mouthguard dan ia menjalani
latihan relaksasi rahang
sebelum tidur, Anderson akhirnya tak mengalami
sakit kepala lagi.
2. Sakit kepala di pagi hari
dapat ditangkal dengan
makan cemilan Apakah Anda makan cemilan
sebelum tidur? Bila sakit
kepala sering menyerang
saat pagi datang, cobalah
untuk makan cemilan
sebelum tidur. "Salah satu kemungkinan penyebab sakit
kepala pagi hari adalah
kurangnya rendahnya kadar
gula darah karena
semalaman tak ada asupan
gula," jelas Donna Hedgepeth, DC, DACCP,
seorang praktisi
chiropractor di Raleigh,
Carolina Utara. Cemilan yang
disarankan olehnya adaah:
keju cottage dengan potongan buah, semangkuk
sereal yang disajikan dengan
susu, seiris keju low fat dan
kabin.
3. Akupuntur dapat
melenyapkan sakit kepala
Anda selamanya Sebuah studi terbaru oleh
peneliti di University of
Rochester menemukan
bahwa akupunktur dapat
merangsang
neurotransmitter yang disebut adenosin yang dapat
mematirasakan sel-sel saraf
dan melenyapkan rasa sakit
secara alami. Akupuntur
sangat efektif untuk sakit
kepala dan migrain, baik dalam perawatan jangka
pendek maupun jangka
panjang. Selain itu, bila
dibandingkan dengan
flunarizine, obat migrain
yang biasa digunakan, cara ini terbukti lebih efektif
dalam mengurangi frekuensi
terjadinya migrain dalam
empat bulan pertama terapi.
Akupunktur juga mampu
secara signifikan menurunkan intensitas nyeri.
4. Sakit kepala bisa jadi
sinyal SOS dari tubuh Anda Jika Anda terlalu memforsir
diri dalam melakukan
rutinitas, maka sakit kepala
mungkin adalah sinyal dari
tubuh Anda untuk
menguranginya. Kebanyakan orang yang menderita sakit
kepala, termasuk karena
migrain dan tensi, memiliki
hubungan yang signifikan
antara timbulnya sakit
kepala mereka dengan stres dan emosi yang kuat di
kehidupannya. Segala
sesuatu yang disikapi
dengan sangat serius akan
memicu stres dan sakit
kepala. Untuk menghindari hal tersebut, istirahatlah
yang cukup dan peliharalah
diri Anda.
5. Kunjungan pada terapis
atau telepon teman baik
Anda bisa mengurangi sakit
kepala Penderita sakit kepala
mungkin ingin kepala tidur
dengan bantal pemanas dan
ibuprofen, tapi berbicara
dalam rasa sakit yang Anda
rasakan bisa sama efektifnya. "Penelitian dan
praktek klinis yang saya
lakukan sangat mendukung
manfaat dari terapi perilaku
kognitif dan biofeedback
untuk mengobati sakit kepala," kata Elizabeth
Lombardo, PhD, MS, PT,
psikolog dan terapis fisik di
Wexford, Pennsylvania, dan
penulis A Happy You:
Ultimate Prescription for Happiness. Pertimbangkan
untuk mengunjungi seorang
terapis yang khusus sakit
kepala dan sakit kronis, atau
angkat telepon dan telepon
teman Anda jika sakit kepala menyerang.
6. Migrain bisa jadi tanda
penyakit lainnya Menurut National Headache
Foundation, lebih dari 29 juta
orang Amerika menderita
sakit kepala migrain, yang
bukan hanya menyakitkan
dan melemahkan, namun juga merupakan sinyal (adanya)
masalah kesehatan lain.
Sebuah studi terbaru yang
dilakukan oleh para peneliti di
Albert Einstein College of
Medicine di Yeshiva University menemukan
bahwa orang yang
menderita migrain dua kali
lebih besar kemungkinannya
untuk menderita serangan
jantung. Migrain adalah indikasi Anda harus cek
kesehatan pada dokter
ataukardiolog karena risiko
kardiovaskular bisa jadi
sedang mengancam Anda
7. Wanita mengalami migrain
lebih banyak dari laki-laki Menurut US Department of
Health and Human Services,
75 persen dari penderita
migrain adalah perempuan
dengan kisaran usia antara
20 dan 45. Statistik menunjukkan bahwa lebih dari
setengah migrain yang
diderita oleh perempuan
terjadi tepat sekitar saat
menstruasi atau setelahnya.
Jika migrain Anda konsisten terjadi di sekitar siklus haid
Anda, periksakan ke dokter."
Dokter dapat memberikan
obat pencegahan yang
dapat Anda gunakan pada
saat haid. Anda juga harus sangat berhati-hati dan
mengontrol pemicu lainnya,
misalnya menjauhi anggur
merah.
8. Obat dapat memperparah
sakit kepala Obat yang Anda konsumsi
untuk meredakan rasa sakit
bisa menjadi bumerang untuk
diri Anda. Kondisi ini dikenal
sebagai sakit kepala akibat
penggunaan obat secara berlebihan dan juga disebut
sebagai rebound headache,
di mana rasa sakitnya
datang dan pergi. Jika Anda
minum obat sakit kepala
namun sakitnya semakin parah, yang sering
digambarkan sebagai kepala
yang semakin tegang, Anda
mungkin mengalami rebound
headache. Para ahli
mencatat bahwa obat sakit kepala dari triptans, seperti
Imitrex, penghilang rasa
sakit lain, seperti Vicodin,
xanax, bahkan aspirin atau
asetaminofen dapat
menghasilkan efek rebound, yang berbeda untuk setiap
orang. Jika Anda yakin Anda
mengalami jenis sakit kepala
ini, carilah pelayanan
kesehatan khusus yang
spesialisasinya adalah sakit kepala karena banyak
dokter masih awam dengan
hal tersebut.
9. Sakit kepala yang
mengiringi liburan Ada dua alasan terjadinya
sakit kepala saat liburan.
Yang pertama diakibatkan
karena tubuh 'kaget'
menerima hal yang bukan
kebiasaan rutinnya. Umumnya, hal ini terjadi
karena kurangnya cairan
yang masuk ke dalam tubuh.
Usahakan Anda tidak
mengalami dehidrasi walau
banyak mengeluarkan keringat dengan
memperbanyak minum air.
Hindari minuman bersoda,
teh, dan kopi. Sakit kepala saat liburan
yang kedua mungkin terjadi
karena bepergian ke
tempat-tempat yang
beriklim hangat. Setiap
kenaikan suhu 9 derajat, resiko sakit kepala
meningkat 7,5 persen.
Namun, faktor penyebab
sakit kepala bukan hanya
iklim yang hangat.
Kelembaban tinggi, cuaca dingin yang ekstrim,
perbedaan tekanan, dan
sinar matahari yang cerah
juga merupakan faktor
pemicunya.
10. Sakit kepala dapat
bersifat genetik Jangan menyalahkan atasan
Anda untuk sakit kepala
yang Anda derita, salahkan
kakek moyang Anda. Para
peneliti di Belanda
menemukan bahwa sakit kepala, terutama migrain,
bersifat menurun. Apabila
salah seorang anggota
keluarga mengalami migrain,
maka 56 persen
kemungkinan Anda menderitanya juga. Hal ini
disebabkan karena ada
sejumlah kecil zat kimia pada
otak seperti serotorin yang
bersifat menurun.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam