Suatu hari,seorang anak berusia 7 tahun.Bermain bergembira sambil lompat kanan-kiri dan berlari-lari dipekarangan rumahnya. Didinding rumah bocah berkulit putih berambut pendek itu,ditumbuhi beberapa jenis tumbuhan. Dinding utara, ada tumbuhan pisang dan pohon jeruk.Sianak kemudian mendekati kedua pohon itu. Sambil memperhatikan dedaunan dan ranting cabang jeruk. Tiba-tiba sianak kecil tadi melihat pada salah satu daun pisang, terdapat 2 buah telur ulat yang telah menjadi kepompong siap untuk menjadi kupu-kupu…
Pada salah satu kepompong,dia
memperhatikan, ada sebuah benda sedang berusaha dengan sangat keras untuk keluar dari lilitan telur tersebut. Beberapa saat kemudian dia amati,mucullah kepala dari telur itu. Dengan segenap tenaga yang dimiliki,
benda dari kepompong terus bergerak, dia terus mencoba untuk keluar dari cengkraman telur itu.
Dengan menahan kesakitan, muncullah sayap sebelah kanannya. Sesaat kemudian,sayap sebelah kirinya juga muncul.Benda tersebut jatuh ketanah. Dan dalam sekejab dia bangun sambil mengepakkan sayapnya terbang menghiasi halaman rumah bocah 7 tahun itu. Bocah tersebut terdiam terpensona melihat kecantikan kupu-kupu itu.
Sementara telur yang satunya lagi pun,ada sebuah benda yang akan keluar dari balutan tubuhnya. Sang bocah memperhatikan, calon kupu-kupu itu berusaha dengan keras untuk keluar.Menahan kesakitan yang luar biasanya. Lelaki kecil berkulit putih ini, merasa kasihan dan iba terhadap calon kupu-kupu. Sehingga dia mengambil sebatang lidi,dengannya dia merobek balutan kepompong. Akhirnya sikupu-kupu dapat keluar dari lilitan yang ada ditubuhnya dan jatuh ketanah. Namun sayang, kupu- kupu ini hanya dapat berdiri namun tidak dapat terbang sebagaimana temannya yang lain…
Saudara Seperjuangan…
Demikian juga dengan kehidupan kita. Untuk mendapatkan kesuksesan, kita membutuhkan proses menuju kesana."Tidak ada sukses yang instan". Sekali lagi saya ulangi "tidak ada sukses yang instan", yang ada hanyalah Mie Instan dan susu Instan…he…he…
Dewasa ini, banyak saudara kita memilih jalan alternative untuk menggapai impiannya. Mendatangi kuburan, mbah dukun, menyembah pohon, judi dan benda-benda tertentu. Contoh nyata, sebagaimana yang terjadi dengan saudara kita di Aceh.
Rumah bantuan tsunami dari BRR di buat secepat mungkin untuk jadi. Dari luar kalau kita perhatikan,rumah nya sudah layak untuk ditempati. Tapi didalamnya terdapat kerusakan didinding, lantai dan platfonnya. Ini adalah ulah dari oknum kontraktor yang tak bertanggung jawab. Menginginkan rumah kilat, agar bisa mendapatkan proyek lainnya…
"No pain no gain" Tanyakanlah kepada para achiver-achiver, apakah mereka mendapatkan impian dan cita-cita mereka dengan
hanya berpangku tangan? apakah mereka meraihnya dengan santai dan manis..?
Tidak,,,sekali lagi tidak. K Ronald dan K lily, instruktur NAC system. Selama tiga tahun tinggal dirumah kontrakan berukuran 4x5 meter. Andrie Wongso pernah menjadi Kuli bangunan. Ali sakti researcher BI, pernah menjadi kuli beras untuk menghidupi keluarganya di Malaysia, tinggal bersama istri bahkan tidak beralaskan
kasur. Mohamad Yunus, selama 27 tahun berjuang, menyisakan uang gajinya dari kampus untuk para pengrajin disekitar tempat tinggalnya. Cris Gradner, pernah tingal ditempat rumah panti dan bekerja selama 6 bulan tanpa digaji…
Masih banyak contoh kisah nyata dari para achiver yang
membuktikan, bahwa keberhasilan dan kesuksesan tidak diperoleh dengan instan. Kesuksesan itu adalah sebuah proses yang harus dijalani dan dinikmati.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam