Sebuah studi menunjukkan bahwa ibu yang tinggal di rumah tidaklah sebahagia ibu yang bekerja. Menurut riset yang dilakukan di Amerika tersebut, ibu yang tidak bekerja lebih banyak, mengalami emosi negatif seperti khawatir, kesedihan, marah, dan depresi, dibandingkan dengan ibu yang juga bekerja.
Penelitian dilakukan kepada 60.799 wanita berusia 18-64 tahun yang dipilih secara acak pada 1 Januari hingga 30 April 2012. Hasilnya, sebanyak 41 persen ibu yang tinggal di rumah mengalami kekhawatiran sedangkan 34 persen ibu yang bekerja merasakan hal yang sama.
Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa ibu yang tinggal di rumah sebanyak 28 persen lebih banyak dilaporkan didiagnosis mengalami depresi sedangkan ibu yang bekerja hanya 17 persen. Ibu yang tinggal dirumah juga dilaporkan lebih banyak merasakan sedih sebanyak 26 persen, stress 50 persen, dan marah 19 persen, sedangkan pada ibu yang bekerja persentase yang merasakan sedih 16 persen, stress 48 persen, dan marah 19 persen.
Ibu yang bekerja memiliki tingkat emosional yang sama seperti wanita karir yang tidak memiliki anak. Dalam penelitian ini juga menyatakan bahwa ibu yang tidak bekerja cenderung lebih sedikit mengatakan bahwa mereka banyak tersenyum, tertawa, mempelajari hal yang menarik, mengalami kenikmatan dan kebahagiaan.
Untuk perasaan yang positif, 91 persen Ibu yang bekerja merasakan kebahagiaan, dan 86 persen ibu yang tinggal di rumah merasakan hal yang sama. Dr. Robi Ludwig, Psikoterapis di New York, mengatakan, "Isolasi adalah pembunuh. Kita sebagai manusia tidak diciptakan untuk hidup sendiri. Semakin kita sendirian, semakin kita melihat semua hal yang kita rasakan tidak sesuai dengan hidup kita. Ini memberikan kontribusi seseorang merasakan mental yang negatif dan menyerang diri sendiri." Dia menambahkan bahwa ibu yang tinggal di rumah mungkin berjuang untuk merasa seolah-olah mereka mencapai hal-hal untuk mereka sendiri.
"Sulit untuk menegaskan diri mereka sendiri karena mereka memiliki banyak hal yang harus dilakukan di rumah," katanya. "Pekerjaan rumah tidak akan pernah selesai. Akan selalu ada hal yang harus diselesaikan. Ibu yang tinggal di rumah bisa merasa seperti seorang pembantu yang terikat kontrak."
Sumber
Penelitian dilakukan kepada 60.799 wanita berusia 18-64 tahun yang dipilih secara acak pada 1 Januari hingga 30 April 2012. Hasilnya, sebanyak 41 persen ibu yang tinggal di rumah mengalami kekhawatiran sedangkan 34 persen ibu yang bekerja merasakan hal yang sama.
Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa ibu yang tinggal di rumah sebanyak 28 persen lebih banyak dilaporkan didiagnosis mengalami depresi sedangkan ibu yang bekerja hanya 17 persen. Ibu yang tinggal dirumah juga dilaporkan lebih banyak merasakan sedih sebanyak 26 persen, stress 50 persen, dan marah 19 persen, sedangkan pada ibu yang bekerja persentase yang merasakan sedih 16 persen, stress 48 persen, dan marah 19 persen.
Ibu yang bekerja memiliki tingkat emosional yang sama seperti wanita karir yang tidak memiliki anak. Dalam penelitian ini juga menyatakan bahwa ibu yang tidak bekerja cenderung lebih sedikit mengatakan bahwa mereka banyak tersenyum, tertawa, mempelajari hal yang menarik, mengalami kenikmatan dan kebahagiaan.
Untuk perasaan yang positif, 91 persen Ibu yang bekerja merasakan kebahagiaan, dan 86 persen ibu yang tinggal di rumah merasakan hal yang sama. Dr. Robi Ludwig, Psikoterapis di New York, mengatakan, "Isolasi adalah pembunuh. Kita sebagai manusia tidak diciptakan untuk hidup sendiri. Semakin kita sendirian, semakin kita melihat semua hal yang kita rasakan tidak sesuai dengan hidup kita. Ini memberikan kontribusi seseorang merasakan mental yang negatif dan menyerang diri sendiri." Dia menambahkan bahwa ibu yang tinggal di rumah mungkin berjuang untuk merasa seolah-olah mereka mencapai hal-hal untuk mereka sendiri.
"Sulit untuk menegaskan diri mereka sendiri karena mereka memiliki banyak hal yang harus dilakukan di rumah," katanya. "Pekerjaan rumah tidak akan pernah selesai. Akan selalu ada hal yang harus diselesaikan. Ibu yang tinggal di rumah bisa merasa seperti seorang pembantu yang terikat kontrak."
Sumber
2 komentar:
Salam..
Boleh tau ga ini jurnal judulnya apa?
Saya butuh untuk keperluan skripsi saya, terima kasih :)
Ada benarnya.. Memang kalau gak ada yang dikerjain bawaannya bosen... hehehhe beruntung saat ini internet menawarkan kesempatan buat IRT untuk memiliki bisnis sendiri. :)
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam