Di era informasi dan teknologi seperti sekarang ini, anggapan bahwa perempuan gaptek alias gagap teknologi masih kerap terdengar. Benarkah?
"Sejauh ini sih perempuan memang gaptek ya untuk level ibu rumah tangga biasa. Gapteknya sejauh mana? Kalau ditanya apakah mereka kenal komputer? Nggak. Pernah pegang? Apalagi. Internet juga gak," kata penggiat ICT Women Nurlina Purbo.
Dikatakan Lina, demikian dia akrab disapa, hingga saat ini masih banyak orang jika berbicara teknologi informasi maka anggapan mereka hanya tertuju pada komputer dan internet.
Menariknya, banyak di antara ibu-ibu yang ditemuinya mengaku tidak kenal komputer dan internet namun telah terkoneksi dengan Facebook.
"Jadi paradigmanya perempuan itu (berpikir) ah gak bisa saya gak pernah pegang. Tapi kenyataannya Facebook dia bisa," jelasnya memberi contoh.
Menurutnya, mereka tidak tahu kalau mengakses Facebook mengggunakan internet. Mereka tidak sadar jika sebenarnya sudah berada di lingkungan teknologi informasi.
Berbicara soal ibu rumah tangga, Lina mengklasifikasikannya menjadi lima level yakni ibu rumah tangga biasa, ibu rumah tangga yang berbisnis, ibu rumah tangga yang bekerja online dari rumah, yang bekerja kantoran dan level yang sudah 'berumur'.
Kalangan ibu rumah tangga biasa ini yang menjadi perhatian khusus Lina dan timnya memberikan pelatihan keterampilan IT. Mereka ini yang menurut Lina kebanyakan gaptek namun justru punya keinginan kuat untuk belajar.
"Ibu-ibu muda yang baru-baru lulus SMA, rangenya sekitar 16 sampai 50 tahun itu masih mau belajar. Kalau sudah 50 tahun ke atas biasanya nenek-nenek itu males ya. Tapi beberapa ada juga yang mau belajar," ujarnya.
Sumber
"Sejauh ini sih perempuan memang gaptek ya untuk level ibu rumah tangga biasa. Gapteknya sejauh mana? Kalau ditanya apakah mereka kenal komputer? Nggak. Pernah pegang? Apalagi. Internet juga gak," kata penggiat ICT Women Nurlina Purbo.
Dikatakan Lina, demikian dia akrab disapa, hingga saat ini masih banyak orang jika berbicara teknologi informasi maka anggapan mereka hanya tertuju pada komputer dan internet.
Menariknya, banyak di antara ibu-ibu yang ditemuinya mengaku tidak kenal komputer dan internet namun telah terkoneksi dengan Facebook.
"Jadi paradigmanya perempuan itu (berpikir) ah gak bisa saya gak pernah pegang. Tapi kenyataannya Facebook dia bisa," jelasnya memberi contoh.
Menurutnya, mereka tidak tahu kalau mengakses Facebook mengggunakan internet. Mereka tidak sadar jika sebenarnya sudah berada di lingkungan teknologi informasi.
Berbicara soal ibu rumah tangga, Lina mengklasifikasikannya menjadi lima level yakni ibu rumah tangga biasa, ibu rumah tangga yang berbisnis, ibu rumah tangga yang bekerja online dari rumah, yang bekerja kantoran dan level yang sudah 'berumur'.
Kalangan ibu rumah tangga biasa ini yang menjadi perhatian khusus Lina dan timnya memberikan pelatihan keterampilan IT. Mereka ini yang menurut Lina kebanyakan gaptek namun justru punya keinginan kuat untuk belajar.
"Ibu-ibu muda yang baru-baru lulus SMA, rangenya sekitar 16 sampai 50 tahun itu masih mau belajar. Kalau sudah 50 tahun ke atas biasanya nenek-nenek itu males ya. Tapi beberapa ada juga yang mau belajar," ujarnya.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam