Dengan keterbatasan yang dimilikinya, tunanetra lebih merasakan kerasnya hidup di Jakarta. Mulai dari nyasar saat naik lift, gampang kecopetan hingga susah minta tolong menyeberangkan jalan. Artinya, Jakarta belum ramah bagi tunanetra.
Aria Indrawati, seorang tunanetra yang juga relawan Yayasan Mitra Netra mengakui adanya keterbatasan sarana pendukung bagi tunanetra di Jakarta. Hal itu dirasakan sangat membatasi kaum tunanetra untuk bisa melakukan mobilitas secara mandiri.
"Misalnya jalur pemandu atau guiding block. Kalau ada itu, minimal kalau jalan kita nggak nabrak-nabrak," kata Aria saat berbincang dengan detikHealth, usai mengikuti Fun Rafting bersama Fellowship of Netra Community (Fency) di Lebak, Banten
Satu lagi yang dinilai Aria cukup mengganggu adalah tidak adanya fasilitas suara atau audio display maupun tombol-tombol dengan Huruf Braille di beberapa lift gedung perkantoran. Akibatnya, tunanetra sering nyasar gara-gara salah lantai kalau tidak ada yang mengantar.
"Kalau ada audio display kan bunyi 'sixth floor', 'seventh floor'. Kalau (bunyinya) cuma 'ting' ya gimana, kita harus tanya-tanya," kata Aria yang pernah mengalami sendiri salah lantai gara-gara orang yang ditanyai di lift langsung kabur, mungkin karena tidak menyadari kalau Aria tunanetra.
Mengenai sikap beberapa orang yang tidak ramah kepada tunanetra juga dikeluhkan oleh Adi Riyanto (36 tahun), penyandang tunanetra yang jago main musik. Seringkali ia bertemu dengan orang yang langsung kabur saat dimintai tolong, meski dirinya membawa tongkat putih sebagai identitas tunanetra.
"Tiap tunanetra pasti merindukan tempat yang accesible, bukan cuma hardware-nya tetapi juga perangkat human-nya itu lho. Kadang begini, kepekaan mereka pas kita lagi cari angkot misalnya. Baru tanya bisa minta tolong nggak, langsung di-skak 'nggak' katanya. Ya sudah, pasrah. Padahal kan kita pakai tongkat," kata Adi.
Lebih menjengkelkan lagi, Adi dan rekannya sesama tunanetra Melissa pernah kecopetan saat menunggu angkutan umum. Sudah jelas jalan pakai tongkat dan saling bergandengan tangan, masih ada saja yang tega memanfaatkan keterbatasan para tunanetra untuk mengambil untung.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam