Isu rencana pembelian WhatsApp oleh Google semakin santer. Banyak pertanyaan muncul, apa yang membuat sang raksasa internet itu kesengsem untuk meminang WhatsApp?
Tentu saja, baik Google ataupun WhatsApp masih belum mau berkomentar. Saat dikonfirmasi Washington Post, juru bicara Google Samantha Smith enggan menanggapi hal-hal yang berbau spekulasi. Hal serupa juga terjadi saat ditanyakan kepada juru bicara WhatsApp Neeraj Arora yang menolak berkomentar.
Pun demikian, menjadi sesuatu yang menarik untuk mengorek-orek alasan Google terkait rencana akuisisi besar-besaran ini. Dibilang besar karena konon, layanan pesan instan itu akan dibanderol USD 1 miliar atau setara dengan Rp 9,6 triliun!
Google selama ini dikenal sudah memiliki beragam produk yang saling terintegerasi. Mulai dari layanan email, peta digital, pemasaran, hingga media sosial telah dikuasainya.
Untuk urusan kemampuan teknologi pun, Google rasanya bisa membuat aplikasi yang lebih canggih ketimbang WhatsApp. Sehingga muncul dugaan jika sejatinya Google tak menginginkan teknologi WhatsApp, melainkan ekosistemnya.
Ranah mobile bisa dibilang sebagai masa depan internet. Dan WhatsApp sudah membuktikan diri menjadi aplikasi pesan instan lintas platform favorit pengguna ponsel.
Terlebih, WhatsApp memiliki versi berbayar, dan itu pun laris manis digunakan pengguna. Di sisi lain, aplikasi sejenis semacam Line, WeChat, dan Kakao Talk, datang dengan iming-iming gratisan.
WhatsApp tercatat sebagai 'top paid apps' (aplikasi berbayar favorit) di 119 negara untuk Apple App Store. Aplikasi ini juga telah terinstall di lebih dari 100 juta perangkat Android.
Sisi bisnis alias peluang untuk memonetisasi WhatsApp pastinya sudah ada dalam benak Google jika melihat respons pasar saat ini. Terlebih bisnis over the top (OTT) yang saat ini diarungi WhatsApp memiliki potensi menggiurkan di masa depan.
Selain itu, dari sisi ekosistem, Google diperkirakan juga bakal mengawinkan layanan instant messaging populer itu dengan sederet produknya. Seperti dengan Google Voice, Google Hangouts, Google Talk, dan lainnya.
Alhasil, kolaborasi ini akan lebih memberi daya saing yang lebih menarik kepada pengguna untuk lebih tergantung dengan Google.
Dengan berbagai peluang yang bisa digali dari hasil 'perkawinan' ini, Google memang pantas kepincut dengan WhatsApp. Mereka tentu tak ingin menyesal di kemudian hari, kalau-kalau WhatsApp malah keburu dicaplok raksasa teknologi lainnya.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam