Mungkin tak cuma para investor saja yang frustasi dengan anjloknya saham Facebook, begitu pun dengan para pendiri Instagram. Wajar saja, mereka juga kena imbas kerugian hingga USD 300 juta atau sekitar Rp 2,85 triliun. Bagaimana bisa?
Seperti kita ketahui, saat Facebook mengakuisisi Instagram pada bulan April 2012 lalu, nilai uang yang menjadi 'mahar' mega transaksi itu adalah USD 1 miliar atau sekitar Rp 9 triliun.
Ternyata nilai USD 1 miliar itu tak sepenuhnya cash keras. Uang yang diberikan oleh Facebook hanyalah USD 300 juta. Sisanya, Kevin Systrom dkk dibayar dengan saham Facebook sebanyak 23 juta lembar.
Tingginya animo pasar tentang rencana Facebook melantai di bursa, turut mempengaruhi keputusan itu. Wajar saja, saham Facebook diperkirakan bakal melonjak pesat. Bahkan digadang-gadang menjadi perusahaan teknologi dalam sejarah dengan nilai saham tertinggi mengalahkan Google, Microsoft, bahkan Apple.
Memang, permintaan saham Facebook sempat tinggi di awal penawaran saham perdana (IPO). Namun seiring berjalannya waktu, saham dengan kode emiten FB yang tercatat di bursa saham Nasdaq itu terus merosot.
Saham Facebook, Inc. pada perdagangan terakhir akhir pekan lalu kembali merosot 4,13%. Saham Facebook 'tenggelam' menjadi USD 20,01, anjlok 50% dibandingkan harga penawaran saat IPO.
Penilaian harga saham perusahaan sering direfleksikan dengan target pencapaian laba. Namun khusus saham teknologi, dengan usia perusahaan relatif muda, kinerja keuangan sulit diperkirakan.
Optimisme pada perusahaan teknologi, awalnya menyelimuti investor, terlebih ide baru mereka dianggap menjadi terobosan. Pemuda seperti Mark Zuckerberg jadi muka baru di tengah janji-janji perusahaan konvensional dengan paradigma masing-masing.
Hasilnya, Facebook jadi rebutan. Permintaan saham FB melebihi penawaran. Inilah yang digambarkan sebagai 'sihir' IPO Facebook, dengan harapan laba yang meningkat ratusan kali lipat.
Waktu berlalu, saham Facebook mulai terkendala bisnis, khususnya pendapatan iklan yang menyusut. Tentu ini menjadi pertimbangan investor akan masa depan Facebook.
Pun begitu yang dialami Instagram. Dari jumlah 23 juta lembar sahamnya yang semula bernilai USD 735 juta, akhirnya terpaksa 'hangus' USD 300 juta gara-gara anjloknya saham FB.
Sejak dibeli Facebook, Instagram yang semula hadir di iOS terus tumbuh pesat. Apalagi sejak aplikasi ini hadir di versi Android. Tercatat ada 80 juta pengguna yang terdaftar dan memproduksi hampir empat miliar foto setiap harinya.
Sumber
Seperti kita ketahui, saat Facebook mengakuisisi Instagram pada bulan April 2012 lalu, nilai uang yang menjadi 'mahar' mega transaksi itu adalah USD 1 miliar atau sekitar Rp 9 triliun.
Ternyata nilai USD 1 miliar itu tak sepenuhnya cash keras. Uang yang diberikan oleh Facebook hanyalah USD 300 juta. Sisanya, Kevin Systrom dkk dibayar dengan saham Facebook sebanyak 23 juta lembar.
Tingginya animo pasar tentang rencana Facebook melantai di bursa, turut mempengaruhi keputusan itu. Wajar saja, saham Facebook diperkirakan bakal melonjak pesat. Bahkan digadang-gadang menjadi perusahaan teknologi dalam sejarah dengan nilai saham tertinggi mengalahkan Google, Microsoft, bahkan Apple.
Memang, permintaan saham Facebook sempat tinggi di awal penawaran saham perdana (IPO). Namun seiring berjalannya waktu, saham dengan kode emiten FB yang tercatat di bursa saham Nasdaq itu terus merosot.
Saham Facebook, Inc. pada perdagangan terakhir akhir pekan lalu kembali merosot 4,13%. Saham Facebook 'tenggelam' menjadi USD 20,01, anjlok 50% dibandingkan harga penawaran saat IPO.
Penilaian harga saham perusahaan sering direfleksikan dengan target pencapaian laba. Namun khusus saham teknologi, dengan usia perusahaan relatif muda, kinerja keuangan sulit diperkirakan.
Optimisme pada perusahaan teknologi, awalnya menyelimuti investor, terlebih ide baru mereka dianggap menjadi terobosan. Pemuda seperti Mark Zuckerberg jadi muka baru di tengah janji-janji perusahaan konvensional dengan paradigma masing-masing.
Hasilnya, Facebook jadi rebutan. Permintaan saham FB melebihi penawaran. Inilah yang digambarkan sebagai 'sihir' IPO Facebook, dengan harapan laba yang meningkat ratusan kali lipat.
Waktu berlalu, saham Facebook mulai terkendala bisnis, khususnya pendapatan iklan yang menyusut. Tentu ini menjadi pertimbangan investor akan masa depan Facebook.
Pun begitu yang dialami Instagram. Dari jumlah 23 juta lembar sahamnya yang semula bernilai USD 735 juta, akhirnya terpaksa 'hangus' USD 300 juta gara-gara anjloknya saham FB.
Sejak dibeli Facebook, Instagram yang semula hadir di iOS terus tumbuh pesat. Apalagi sejak aplikasi ini hadir di versi Android. Tercatat ada 80 juta pengguna yang terdaftar dan memproduksi hampir empat miliar foto setiap harinya.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam