Oleh: Dr Muhammad Hariyadi, MA
Sungguh keutamaan Rasulullah SAW di antara para nabi dan rasul lain di antaranya terletak pada sifat wahyunya yang umum, menyeluruh dan berlaku bagi semua umat manusia.
Allah SWT berfirman, "Katakanlah (Muhammad), "Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua." (QS. Al-A'raf: 158).
Pada ayat lain, Allah SWT berfirman, "Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Saba': 28).
Oleh karenanya, mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW bersifat nonmateri, mudah dipahami akal sehat dan abadi. Berbeda dengan mukjizat para rasul sebelumnya yang bersifat materi dan terbatas dari sisi waktu dan tempat.
Mukjizat Musa AS misalnya, berupa tongkat yang dapat berubah menjadi ular yang menelan ular sulapan para ahli sihir Firaun. Sedangkan mukjizat Alquran menggetarkan hati dan jiwa; sesuai dengan landasan akal manusia; dan tidak lekang oleh waktu. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya." (QS. Al-Hijr: 9).
Oleh sebab itu pula, syariat yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW merupakan syariat terakhir dan penyempurna dari syariat-syariat sebelumnya. Perhatikanlah syariat shalat, zakat, puasa dan haji yang merupakan penyempurnaan dari model syariah para rasul terdahulu dan tidak diperkenankan perubahan di dalamnya sampai kapan pun.
Allah SWT berfirman, "Pada hari ini telah Ku-sempurnakan agamamu dan Ku-cukupkan nikmat-Ku kepadamu serta Ku-ridhai Islam menjadi agama bagimu." (QS. Al Maidah: 3).
Tepatlah kemudian jika Allah SWT menempatkan Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir karena kapabelitasnya dari semua segi. Semua peristiwa dan penyelesaian yang dilakukan oleh rasul-rasul terdahulu bahkan semua peristiwa masa lampau telah menjadi bekal dalam diri Muhammad SAW untuk menghadapi persoalan umatnya, sehingga di dalam mencari jalan penyelesaian beliau melakukan berbagai modifikasi untuk mendapatkan solusi terbaik.
Saat ditanya mengenai keengganannya menggunakan doa pamungkas, Rasulullah SAW menjawab, "Aku menggunakan doaku (doa pamungkas) untuk kepentingan pemberian pertolongan (syafaat) bagi umatku, nanti pada hari kiamat.”
Pantas pula jika kemudian Allah memperlakukan rasul-Nya yang satu ini dengan perlakuan yang berbeda dari rasul-rasul lainnya. Lihatlah bagaimana Allah SWT tidak pernah memanggil namanya kecuali dengan mengikutsertakan jabatan kerasulan di belakangnya.
Hal tersebut berbeda dengan rasul-rasul lain yang langsung disebut namanya oleh Allah SWT. "Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya bersikap keras terhadap orang-orang kafir, bersikap kasih sayang terhadap sesama mereka." (QS. Al Fath: 29).
Pantas lah lagi jika kemudian Allah SWT menjadikannya sebagai teladan terbaik dalam hubungannya dengan manusia dan Tuhan; dunia dan akhirat; orang-orang mukmin dan kafir; serta hubungannya dengan semua makhluk tanpa kecuali. Allah SWT berfirman, "Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat serta memperbanyak menyebut Allah." (QS. Al Ahzab: 31).
Inilah Muhammad SAW yang keutamaannya di antara para rasul menjadi inspirasi keutamaan bagi setiap pribadi Muslim atas pribadi lain karena banyaknya kebaikan dan kemanfaatan bagi sesama. Wallahu a'lam.
Sumber
Sungguh keutamaan Rasulullah SAW di antara para nabi dan rasul lain di antaranya terletak pada sifat wahyunya yang umum, menyeluruh dan berlaku bagi semua umat manusia.
Allah SWT berfirman, "Katakanlah (Muhammad), "Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua." (QS. Al-A'raf: 158).
Pada ayat lain, Allah SWT berfirman, "Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Saba': 28).
Oleh karenanya, mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW bersifat nonmateri, mudah dipahami akal sehat dan abadi. Berbeda dengan mukjizat para rasul sebelumnya yang bersifat materi dan terbatas dari sisi waktu dan tempat.
Mukjizat Musa AS misalnya, berupa tongkat yang dapat berubah menjadi ular yang menelan ular sulapan para ahli sihir Firaun. Sedangkan mukjizat Alquran menggetarkan hati dan jiwa; sesuai dengan landasan akal manusia; dan tidak lekang oleh waktu. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya." (QS. Al-Hijr: 9).
Oleh sebab itu pula, syariat yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW merupakan syariat terakhir dan penyempurna dari syariat-syariat sebelumnya. Perhatikanlah syariat shalat, zakat, puasa dan haji yang merupakan penyempurnaan dari model syariah para rasul terdahulu dan tidak diperkenankan perubahan di dalamnya sampai kapan pun.
Allah SWT berfirman, "Pada hari ini telah Ku-sempurnakan agamamu dan Ku-cukupkan nikmat-Ku kepadamu serta Ku-ridhai Islam menjadi agama bagimu." (QS. Al Maidah: 3).
Tepatlah kemudian jika Allah SWT menempatkan Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir karena kapabelitasnya dari semua segi. Semua peristiwa dan penyelesaian yang dilakukan oleh rasul-rasul terdahulu bahkan semua peristiwa masa lampau telah menjadi bekal dalam diri Muhammad SAW untuk menghadapi persoalan umatnya, sehingga di dalam mencari jalan penyelesaian beliau melakukan berbagai modifikasi untuk mendapatkan solusi terbaik.
Saat ditanya mengenai keengganannya menggunakan doa pamungkas, Rasulullah SAW menjawab, "Aku menggunakan doaku (doa pamungkas) untuk kepentingan pemberian pertolongan (syafaat) bagi umatku, nanti pada hari kiamat.”
Pantas pula jika kemudian Allah memperlakukan rasul-Nya yang satu ini dengan perlakuan yang berbeda dari rasul-rasul lainnya. Lihatlah bagaimana Allah SWT tidak pernah memanggil namanya kecuali dengan mengikutsertakan jabatan kerasulan di belakangnya.
Hal tersebut berbeda dengan rasul-rasul lain yang langsung disebut namanya oleh Allah SWT. "Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya bersikap keras terhadap orang-orang kafir, bersikap kasih sayang terhadap sesama mereka." (QS. Al Fath: 29).
Pantas lah lagi jika kemudian Allah SWT menjadikannya sebagai teladan terbaik dalam hubungannya dengan manusia dan Tuhan; dunia dan akhirat; orang-orang mukmin dan kafir; serta hubungannya dengan semua makhluk tanpa kecuali. Allah SWT berfirman, "Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat serta memperbanyak menyebut Allah." (QS. Al Ahzab: 31).
Inilah Muhammad SAW yang keutamaannya di antara para rasul menjadi inspirasi keutamaan bagi setiap pribadi Muslim atas pribadi lain karena banyaknya kebaikan dan kemanfaatan bagi sesama. Wallahu a'lam.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam