Hidayah datang menghampiri Wika Mandala Warsita (21 tahun). Pria yang menetap di Desa Dalung, Kabupaten Badung, itu mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid al Ikhlas, Denpasar.
"Saya memeluk Islam dengan ikhlas, tanpa ada yang memaksa," kata Wika, Ahad (1/9).
Pengislaman Wika dilakukan Imam Masjid Al Ikhlas, H Nur Zaenudin. Disaksikan H Suwandi dan H Junaidi. Puluhan jamaah shalat dzuhur turut menyaksikan pengislaman itu.
Wika memeluk Islam atas seizin ibunya dan diketahui oleh saudara-saudaranya. Salah seorang pamannya, Ponco juga sebelumnya telah memeluk Islam, menjelaskan bahwa Wika sudah belajar agama Islam sejak dua tahun silam.
Wika belajar agama Islam masih dengan sembunyi-sembunyi. Bulan Ramadhan lalu, dia mulai berani terang-terangan. Dan saat ini dia telah menyatakan dengan tegas sikapnya dalam hal memilih keyakinan.
"Tuhan saya Allah, nabi saya Muhammad SAW dan agama saya adalah Islam," ujar Wika mantap, ketika ditanya Nur Zaenudin, di sela-sela pengislaman.
Bukan hanya sudah belajar agama Islam, seperti sholat dan membaca Al Quran, Wika juga sudah berkhitan sepekan yang lalu. Hal itu sebut mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Denpasar itu, sebagai bukti kesriusannya dalam ber-Islam.
"Saya juga berharap, agar orang tua dan saudara-saudara saya kelak juga mendapatakan hidayah sebagaimana yang saya dapatkan," harap Wika.
Nur Zaenudin dalam tausiah pengislaman mengatakan dengan menyatakan diri sebagai muslim, maka Wika diminta memahami. Tidak semua kebiasaan yang boleh dikerjakan dalam agama sebelumnya, boleh dilakukan setelah menjadi muslim. Misalnya, memakan daging bagi, itu dilarang dalam agama Islam.
"Saya sarankan kepada Wika untuk menyucikan diri dari hadats besar, dengan mandi besar. Ini untuk memulai keidupan sebagai muslim," katanya.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam