Survei yang dilakukan situs belanja online Superdrug kepada 2.000 wanita mengungkapkan, 75% wanita rela menghabiskan US$ 782 atau sekitar Rp 7 jutaan untuk mengubah penampilannya setelah putus cinta. Rata-rata dari mereka pergi ke salon untuk memotong rambut, manicure pedicure, membeli pakaian dan make-up juga daftar ke pusat kebugaran.
Banyaknya wanita yang segera mengubah penampilannya pasca putus cinta, menimbulkan pertanyaan: Bisakah seseorang mengatasi patah hati dan melupakan mantan kekasih dengan memotong rambut atau membeli pakaian baru? Jawabannya, bisa saja "ya", setidaknya menurut sebagian besar responden dalam jajak pendapat di situs Your Tango.
Situs percintaan tersebut mengadakan polling kepada 1.329 responden antara rentang waktu 21 Desember 2011 dan 9 Januari 2012. Hasil yang mereka temukan, 64 persen orang mengaku ingin mengubah penampilan setelah patah hati, sebagian besar dengan menurunkan berat badan. Sebanyak 35 persen menyatakan bahwa putus cinta memotivasi mereka untuk olahraga ke gym dan diet.
Ada pula 30 persen orang memilih membeli pakaian atau make-up baru setelah putus cinta, dan 26 persen lebih suka mengubah gaya rambut mereka. Lebih dari 80 persen responden setuju, putus hubungan dengan kekasih bisa jadi kesempatan yang bagus untuk memperbaiki diri. Sementara itu, aktivitas paling populer ketiga yang disarankan orang untuk melupakan pahitnya kisah cinta adalah berbelanja (kumpul bersama teman menempati posisi pertama dan olahraga di tempat kedua).
Kenapa banyak wanita ingin mengubah penampilannya segera setelah putus cinta, dan apakah cara itu bisa berhasil mengobati sakit hati? Seberapa efektifkah? Dr. Margaret Paul, terapis pernikahan dan percintaan serta penulis buku 'Healing Your Aloneness' mengatakan, saat hubungan asmara berakhir, kita ingin mengubah sesuatu yang tidak beres. Dalam budaya pop, ungkapan 'perubahan' itu biasanya lebih fokus pada faktor-faktor eksternal terutama penampilan. Jadi menurut margaret, sangat wajar jika hal pertama yang ingin kita ubah adalah penampilan seperti melangsingkan badan, mengganti tatanan rambut, berias diri dan membeli pakaian baru.
Dalam komunikasi inter-personal, kita ingin meyakinkan diri sendiri bahwa dengan mengubah sesuatu dari luar akan membuat perbedaan di waktu selanjutnya. Tentu saja tak ada yang salah dengan melakukan berbagai perubahan, selama itu bisa membuat seseorang merasa lebih baik untuk seterusnya. Tapi Margaret menyarankan untuk tidak membohongi diri sendiri. Jangan pernah berharap dengan memiliki tatanan rambut yang lebih baik atau figur yang lebih langsing, Anda akan mendapatkan cinta lama atau mantan kekasih ingin kembali.
Putusnya jalinan asmara bukan semata-mata karena gaya rambut Anda yang kurang bagus. Mengatasi patah hati memerlukan usaha pengembangan diri yang lebih besar. Bukan hanya berubah dari luar tapi juga dari dalam. Jadi, apa yang seharusnya benar-benar perlu diubah? Putusnya jalinan cinta pasti terjadi karena banyak penyebab, tapi jangan sampai membuat Anda jadi mengabaikan diri sendiri karena terlalu larut dalam kesedihan.
Mencintai dan menghargai diri sendiri bisa dilakukan lewat penampilan luar seperti mengenakan pakaian dan gaya rambut baru. Tapi ikuti perubahan eksternal itu dengan berani bertanggungjawab pada perasaan Anda sendiri, dan itulah yang akan membuat Anda jadi pribadi yang lebih baik setelah mengalami putus cinta.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam