Walau merupakan kondisi umum yang terjadi pada hampir semua orang, cegukan kerap kali mengganggu aktivitas seseorang. Sebenarnya apa yang menjadi penyebab cegukan dan bagaimana cara mengatasinya?
Cegukan secara medis dikenal sebagai singultus yakni kondisi diafragma yang mengejang di luar kemauan. Cegukan cenderung terjadi ketika tingkat karbondioksida dalam darah merosot terlalu rendah.
Selain itu, makanan pedas dan alkohol juga terkadang menjadi pemicu cegukan. Makanan pedas seperti cabai, lada atau makanan kari bisa menimbulkan cegukan yang berlangsung hingga lebih dari 1 menit. Sedangkan alkohol yang diminum terlalu banyak bisa menyebabkan iritasi pada saraf yang berfungsi mengendalikan diafragma. Saraf ini cenderung mendorong terjadinya kejang di dalam otot yang memicu cegukan.
Cegukan juga menjadi cara tubuh memberitahukan bahwa Anda makan atau minum terlalu banyak. Para ilmuwan juga menilai cegukan adalah refleks yang mencegah Anda tersedak makanan atau minuman. Cegukan juga disebabkan oleh iritasi saraf frenikus yang merupakan saraf motor ke diafragma yang membantu mengendalikan proses bernafas.
Stres atau emosi yang tinggi juga terkadang memicu cegukan. Bisa juga pertanda di telinga Anda terdapat benda asing. Cegukan yang panjang bisa membuat seseorang pingsan yang disebabkan oleh masalah irama jantungnya. Selain itu sepertiga pasien kemoterapi juga mengeluh cegukan terus menerus.
Lalu, bagaimana cara mengatasinya?
Cara terbaik untuk mengurangi cegukan adalah dengan mengatur nafas dan rileks. Kemudian dilanjutkan dengan meminum dua sampai tiga gelas air tanpa henti. Jika tak kunjung hilang, Anda juga bisa mencoba meminum air tanpa bernapas.
Hal tersebut dilakukan agar menaikkan kadar karbondioksida atau menstimulasi saraf vagus. Selain itu, menahan nafas, menggosok bola mata, menelan roti kering, makan es yang diremukkan, makan sesendok teh gula, bernafas ke dalam kantong kertas serta menghirup bau amonia bisa menjadi alternatif lain untuk atasi cegukan.
Sumber
Cegukan secara medis dikenal sebagai singultus yakni kondisi diafragma yang mengejang di luar kemauan. Cegukan cenderung terjadi ketika tingkat karbondioksida dalam darah merosot terlalu rendah.
Selain itu, makanan pedas dan alkohol juga terkadang menjadi pemicu cegukan. Makanan pedas seperti cabai, lada atau makanan kari bisa menimbulkan cegukan yang berlangsung hingga lebih dari 1 menit. Sedangkan alkohol yang diminum terlalu banyak bisa menyebabkan iritasi pada saraf yang berfungsi mengendalikan diafragma. Saraf ini cenderung mendorong terjadinya kejang di dalam otot yang memicu cegukan.
Cegukan juga menjadi cara tubuh memberitahukan bahwa Anda makan atau minum terlalu banyak. Para ilmuwan juga menilai cegukan adalah refleks yang mencegah Anda tersedak makanan atau minuman. Cegukan juga disebabkan oleh iritasi saraf frenikus yang merupakan saraf motor ke diafragma yang membantu mengendalikan proses bernafas.
Stres atau emosi yang tinggi juga terkadang memicu cegukan. Bisa juga pertanda di telinga Anda terdapat benda asing. Cegukan yang panjang bisa membuat seseorang pingsan yang disebabkan oleh masalah irama jantungnya. Selain itu sepertiga pasien kemoterapi juga mengeluh cegukan terus menerus.
Lalu, bagaimana cara mengatasinya?
Cara terbaik untuk mengurangi cegukan adalah dengan mengatur nafas dan rileks. Kemudian dilanjutkan dengan meminum dua sampai tiga gelas air tanpa henti. Jika tak kunjung hilang, Anda juga bisa mencoba meminum air tanpa bernapas.
Hal tersebut dilakukan agar menaikkan kadar karbondioksida atau menstimulasi saraf vagus. Selain itu, menahan nafas, menggosok bola mata, menelan roti kering, makan es yang diremukkan, makan sesendok teh gula, bernafas ke dalam kantong kertas serta menghirup bau amonia bisa menjadi alternatif lain untuk atasi cegukan.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam