Selama ini orang mungkin berpikir bahwa penambahan berat badan itu disebabkan oleh banyaknya kalori yang dimakan. Namun menurut sebuah penelitian sebenarnya kondisi itu juga disebabkan oleh jadwal makan yang aneh atau tidak teratur.
Temuan ini yang dipublikasikan di jurnal Cell Metabolism tersebut menunjukkan bahwa membatasi waktu makan mungkin menjadi salah satu cara yang belum pernah diperhitungkan untuk membantu orang-orang menjauhi penambahan berat badan.
"Setiap organ tubuh kita memiliki jam,
"Hal itu berarti ada waktu-waktu tertentu dimana hati, usus, otot dan organ lainnya bekerja pada puncak efisiensinya dan di waktu lain saat organ-organ tersebut beristirahat," lanjut Panda.
Siklus-siklus metabolik ini sangat penting untuk menangani hal-hal seperti gangguan kolesterol. Siklus-siklus ini pun harus diaktifkan ketika kita makan dan dimatikan ketika kita tidak makan.
"Oleh karena itu, ketika tikus atau manusia sering makan sepanjang pagi dan malam, hal ini dapat mempengaruhi bahkan mengganggu siklus metabolik normal tersebut, tambahnya," katanya.
Dalam penelitian yang dilakukan, sekelompok tikus diberi makanan yang mengandung lemak tinggi dan diizinkan untuk makan kapanpun sesuai keinginannya sehingga tak mengherankan jika kemudian berat badan tikus-tikus tersebut bertambah.
Sebaliknya, sekelompok tikus lain yang pola makannya dibatasi hanya 8 jam perhari terlindung dari obesitas, padahal kedua kelompok tikus tersebut diberi makan dengan jumlah kalori yang sama.
Hasilnya, setelah 18 minggu, kelompok tikus yang makanannya dibatasi terlindung dari efek samping pola makan tinggi lemak dan metabolismenya lebih baik dibandingkan kelompok tikus yang tidak dibatasi.
Kelompok tikus tersebut pun memiliki berat badan 28 persen lebih rendah dan presentase kerusakan hatinya lebih kecil daripada kelompok tikus yang tidak dibatasi.
"Namun studi lebih lanjut masih dibutuhkan untuk menunjukkan hal yang sama pada manusia," ujar peneliti.
Studi-studi itu pun seharusnya tak sekedar mempelajari apa yang dimakan orang-orang tetapi juga mengumpulkan berbagai informasi tentang waktu atau jadwal makan yang ideal, ujar Panda.
"Ada alasan untuk berpikir bahwa pola makan kita telah berubah dalam beberapa tahun terakhir karena banyak orang yang punya akses besar terhadap makanan dan begadang hingga larut malam, bahkan hanya untuk menonton TV dan ketika orang terjaga, mereka pun cenderung ngemil," tandasnya.
Sumber
Temuan ini yang dipublikasikan di jurnal Cell Metabolism tersebut menunjukkan bahwa membatasi waktu makan mungkin menjadi salah satu cara yang belum pernah diperhitungkan untuk membantu orang-orang menjauhi penambahan berat badan.
"Setiap organ tubuh kita memiliki jam,
"Hal itu berarti ada waktu-waktu tertentu dimana hati, usus, otot dan organ lainnya bekerja pada puncak efisiensinya dan di waktu lain saat organ-organ tersebut beristirahat," lanjut Panda.
Siklus-siklus metabolik ini sangat penting untuk menangani hal-hal seperti gangguan kolesterol. Siklus-siklus ini pun harus diaktifkan ketika kita makan dan dimatikan ketika kita tidak makan.
"Oleh karena itu, ketika tikus atau manusia sering makan sepanjang pagi dan malam, hal ini dapat mempengaruhi bahkan mengganggu siklus metabolik normal tersebut, tambahnya," katanya.
Dalam penelitian yang dilakukan, sekelompok tikus diberi makanan yang mengandung lemak tinggi dan diizinkan untuk makan kapanpun sesuai keinginannya sehingga tak mengherankan jika kemudian berat badan tikus-tikus tersebut bertambah.
Sebaliknya, sekelompok tikus lain yang pola makannya dibatasi hanya 8 jam perhari terlindung dari obesitas, padahal kedua kelompok tikus tersebut diberi makan dengan jumlah kalori yang sama.
Hasilnya, setelah 18 minggu, kelompok tikus yang makanannya dibatasi terlindung dari efek samping pola makan tinggi lemak dan metabolismenya lebih baik dibandingkan kelompok tikus yang tidak dibatasi.
Kelompok tikus tersebut pun memiliki berat badan 28 persen lebih rendah dan presentase kerusakan hatinya lebih kecil daripada kelompok tikus yang tidak dibatasi.
"Namun studi lebih lanjut masih dibutuhkan untuk menunjukkan hal yang sama pada manusia," ujar peneliti.
Studi-studi itu pun seharusnya tak sekedar mempelajari apa yang dimakan orang-orang tetapi juga mengumpulkan berbagai informasi tentang waktu atau jadwal makan yang ideal, ujar Panda.
"Ada alasan untuk berpikir bahwa pola makan kita telah berubah dalam beberapa tahun terakhir karena banyak orang yang punya akses besar terhadap makanan dan begadang hingga larut malam, bahkan hanya untuk menonton TV dan ketika orang terjaga, mereka pun cenderung ngemil," tandasnya.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam