Kabupaten Sleman, Yogyakarta, menggelar Festival Seni Tradisional Islami untuk melestarikan dan mengembangkan serta memperkenalkan atau mensosialisasikan seni Islam.
Bupati Sleman, H Sri Purnomo, mengatakan Islam tidak hanya dipandang sebagai ajaran agama yang penuh dengan aturan, dan kewajiban. "Namun dengan kegiatan ini, kita bisa melihat bahwa Islam adalah indah, menarik, dan menyenangkan," ujarnya, Selasa (18/9).
Kegiatan ini, harapnya, harus terus dikembangkan, terlebih saat ini Islam sedang mendapatkan citra negatif, karena ulah segelintir umat yang sempit dalam memahami Islam. Islam tidak identik dengan kekerasan atau terorisme, tetapi Islam identik dengan keindahan dan kasih sayang.
Islam bisa berkembang pesat bahkan menjadi mayoritas di bumi Nusantara ini, bukan karena ayunan pedang maupun pekikan semangat perang, tetapi karena indahnya kesenian. Sehingga banyak masyarakat yang tertarik untuk menyelami indahnya Islam.
“Dahulu para wali, sunan dan ulama dalam berdakwah mempergunakan media kesenian. Bahkan kesenian yang sebenarnya merupakan kreasi seniman yang bukan Islam. Dengan kreativitasnya, oleh para wali, kesenian ini di olah menjadi media dakwah yang efektif bahkan terus diuri-uri sampai saat ini,” papar Sri Purnomo.
Sementara Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Sleman, H Edi Gunawan menyampaikan bahwa festival kesenian tradisional ke-2 tahun 2012 tersebut diselenggarakan selama dua hari, Selasa-Rabu (18-19/9).
Kesenian yang ditampilkan berupa kesenian hadhrah. Edi Gunawan mengharapkan melalui festival tersebut kerinduan akan pancaran sifat-sifat agung dan pribadi mulia Rasulullah terpancar menyinari segenap umat Islam dan umat manusia padaa umumnya. Peserta festival tersebut sebanyak 38 group, setiap group berjumlah 12-20 orang.
Sumber
Bupati Sleman, H Sri Purnomo, mengatakan Islam tidak hanya dipandang sebagai ajaran agama yang penuh dengan aturan, dan kewajiban. "Namun dengan kegiatan ini, kita bisa melihat bahwa Islam adalah indah, menarik, dan menyenangkan," ujarnya, Selasa (18/9).
Kegiatan ini, harapnya, harus terus dikembangkan, terlebih saat ini Islam sedang mendapatkan citra negatif, karena ulah segelintir umat yang sempit dalam memahami Islam. Islam tidak identik dengan kekerasan atau terorisme, tetapi Islam identik dengan keindahan dan kasih sayang.
Islam bisa berkembang pesat bahkan menjadi mayoritas di bumi Nusantara ini, bukan karena ayunan pedang maupun pekikan semangat perang, tetapi karena indahnya kesenian. Sehingga banyak masyarakat yang tertarik untuk menyelami indahnya Islam.
“Dahulu para wali, sunan dan ulama dalam berdakwah mempergunakan media kesenian. Bahkan kesenian yang sebenarnya merupakan kreasi seniman yang bukan Islam. Dengan kreativitasnya, oleh para wali, kesenian ini di olah menjadi media dakwah yang efektif bahkan terus diuri-uri sampai saat ini,” papar Sri Purnomo.
Sementara Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Sleman, H Edi Gunawan menyampaikan bahwa festival kesenian tradisional ke-2 tahun 2012 tersebut diselenggarakan selama dua hari, Selasa-Rabu (18-19/9).
Kesenian yang ditampilkan berupa kesenian hadhrah. Edi Gunawan mengharapkan melalui festival tersebut kerinduan akan pancaran sifat-sifat agung dan pribadi mulia Rasulullah terpancar menyinari segenap umat Islam dan umat manusia padaa umumnya. Peserta festival tersebut sebanyak 38 group, setiap group berjumlah 12-20 orang.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam