Berprofesi sebagai fotografer juga sama seperti profesi lainnya yang memiliki suka dan duka. Pekerjaan yang umumnya banyak digeluti oleh pria ini, justru dijalankan oleh dua wanita muda yang cantik, Andra Alodita dan Nurulita Adriani Rahayu.
Keduanya dengan senang hati menceritakan berbagai macam pengalaman, hingga suka dan dukanya menjadi seorang fotografer.
Andra mengaku bahwa profesinya sebagai seorang fotografer di bidang fashion dan wedding, membuat ia memiliki banyak pengalaman yang menarik. Bahkan, ia merasa lebih banyak mendapat sukanya, ketimbang dengan dukanya.
"Sukanya karena aku suka jalan-jalan, suka kuliner, aku suka ketemu orang baru, mendapat experience baru, aku suka belajar, jadi lebih banyak sukanya. Kalau dukanya sih paling lebih ke moodnya atau kadang-kadang kita lagi enak-enak foto, terus tiba-tiba ada yang datang lalu ngeremehin dan nanya 'eh alat lo cuma itu aja?'," papar wanita kelulusan Universitas Pelita Harapan (UPH) jurusan Desain Komunikasi Visual itu.
Merasa kesal karena diremehkan orang, tidak membuat Andra putus asa. Justru ia menganggap omongan orang itu sebagai motivasi untuknya.
"Kadang-kadang nih kalau foto wedding di depan pelaminan, orang suka 'hah kok fotografernya perempuan ya? Dan dia kok dress up bukan perempuan tomboy'. Kadang-kadang tuh yang melekat di kepala orang fotografer perempuan itu pasti tomboy, yang pakai celana gombrong, baju gombrong, sedangkan aku tuh enggak. Aku pinginnya perempuan banget. Jadi sebalnya karena itu saja. Tapi itu juga jadi motivasi aku juga sih," tambah Andra.
Berbeda pula dengan Nurulita, wanita yang yang memiliki hobi membaca komik itu justru menjadikan modal yang besar sebagai dukanya selama berprofesi sebagai fotografer.
"Ternyata fotografer yang terjun ke dunia komersil itu memang butuh modal besar, sampai harus menguras tabungan untuk modal. Jadi kalau dukanya sih itu. Di bidang mana pun pasti gede modalnya, tapi aku enggak nyangka fotografer komersil tuh modalnya tinggi," jelas Nurulita saat ditemui Wolipop di studionya yang berlokasi di Jalan Bangka, Kemang Utara, Jakarta.
Dianggap remeh oleh orang lain tidak hanya dialami oleh Andra saja, Nurulita pun juga mengalami hal yang sama. "Pernah di underestimate, cuma itu jarang hanya beberapa kali aja," jelas wanita kelahiran 1976 itu.
Sumber
Keduanya dengan senang hati menceritakan berbagai macam pengalaman, hingga suka dan dukanya menjadi seorang fotografer.
Andra mengaku bahwa profesinya sebagai seorang fotografer di bidang fashion dan wedding, membuat ia memiliki banyak pengalaman yang menarik. Bahkan, ia merasa lebih banyak mendapat sukanya, ketimbang dengan dukanya.
"Sukanya karena aku suka jalan-jalan, suka kuliner, aku suka ketemu orang baru, mendapat experience baru, aku suka belajar, jadi lebih banyak sukanya. Kalau dukanya sih paling lebih ke moodnya atau kadang-kadang kita lagi enak-enak foto, terus tiba-tiba ada yang datang lalu ngeremehin dan nanya 'eh alat lo cuma itu aja?'," papar wanita kelulusan Universitas Pelita Harapan (UPH) jurusan Desain Komunikasi Visual itu.
Merasa kesal karena diremehkan orang, tidak membuat Andra putus asa. Justru ia menganggap omongan orang itu sebagai motivasi untuknya.
"Kadang-kadang nih kalau foto wedding di depan pelaminan, orang suka 'hah kok fotografernya perempuan ya? Dan dia kok dress up bukan perempuan tomboy'. Kadang-kadang tuh yang melekat di kepala orang fotografer perempuan itu pasti tomboy, yang pakai celana gombrong, baju gombrong, sedangkan aku tuh enggak. Aku pinginnya perempuan banget. Jadi sebalnya karena itu saja. Tapi itu juga jadi motivasi aku juga sih," tambah Andra.
Berbeda pula dengan Nurulita, wanita yang yang memiliki hobi membaca komik itu justru menjadikan modal yang besar sebagai dukanya selama berprofesi sebagai fotografer.
"Ternyata fotografer yang terjun ke dunia komersil itu memang butuh modal besar, sampai harus menguras tabungan untuk modal. Jadi kalau dukanya sih itu. Di bidang mana pun pasti gede modalnya, tapi aku enggak nyangka fotografer komersil tuh modalnya tinggi," jelas Nurulita saat ditemui Wolipop di studionya yang berlokasi di Jalan Bangka, Kemang Utara, Jakarta.
Dianggap remeh oleh orang lain tidak hanya dialami oleh Andra saja, Nurulita pun juga mengalami hal yang sama. "Pernah di underestimate, cuma itu jarang hanya beberapa kali aja," jelas wanita kelahiran 1976 itu.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam