Tidak ada definisi yang bersifat mutlak untuk virginitas, masing-masing orang bebas membuat batasan sendiri. Seberapa penting arti virginitas, pendapat masing-masing orang juga pasti berbeda. Apalagi kalau ditanyakan pada kaum lelaki.
Bagi kebanyakan lelaki, virginitas baru dinyatakan hilang kalau seseorang pernah berhubungan seks (intercourse). Aktivitas seksual lain seperti masturbasi jadi wilayah abu-abu karena tidak melibatkan pasangan tapi memberikan kepuasan yang sama dengan hubungan seks.
Juga soal memilih pasangan, beberapa lelaki berharap bisa mendapat jodoh yang masih perawan meski definisi keperawanan juga masih berbeda-beda. Ada yang tidak mempermasalahkan, tetapi tetap lebih senang kalau dapat jodoh yang masih perawan.
Berikut ini pendapat beberapa lelaki yakni Dani, Mulyadi dan Aditya, soal virginitas atau keperawanan
"Kalau dapat yang virgin ya Alhamdulillah"
(Dani, 27 tahun, masih lajang)
Aku sendiri sudah tidak virgin karena menurutku kriteria virginitas itu tidak selalu harus sudah bersanggama. Kalau seseorang sudah pernah masturbasi, petting atau seks oral maka menurutku orang itu sudah tidak virgin lagi. Dengan kriteria ini, aku juga tidak yakin kalau seumuranku masih ada yang virgin dan kalau ada malah kasihan hehehe.
Kalau untuk cari pasangan, aku sih nggak akan cari perempuan yang masih virgin tetapi kalau dapat yang virgin ya Alhambulillah. Bukan karena lebih keset, tetapi menurutku lebih aman dari risiko infeksi menular. Kan aku tidak tahu tidak virgin itu karena apa, siapa tahu memang pernah berhubungan seks dengan orang lain.
Tapi itu sifatnya untung-untungan saja sih, maksudnya tidak perlu dibuktikan karena memang bukan niatnya mencari yang masih virgin. Lagipula kalau sudah cinta, virgin atau tidak menurutku sama saja kok.
"Virginitas itu menjaga kesucian dan kesetiaan"
(Mulyadi, 33 tahun, sudah menikah)
Virgin itu menurutku belum pernah melakukan hubungan seks (intercourse) dengan lawan jenis. Kalau masturbasi atau cewek naik pohon lalu jatuh dan selaput daranya koyak, menurutku dia masih perawan. Sebaliknya kalau ada yang sudah intercourse tetapi karena selaput daranya elastis sehingga tidak koyak atau hanya koyak sedikit, menurutku dia sudah tidak virgin.
Agama juga menganjurkan untuk menjaga kesucian dan kesetiaan sampai menikah, bahkan setelah menikah. Tapi kalau karena kasus tertentu misalnya diperkosa lalu rusak selaput daranya, maka bagiku itu tidak masalah. Jadi virginitas itu lebih ke arah menjaga kesucian dan kesetiaan itu tadi.
Soal status virginitas pasangan, menurutku kejujuran itu penting tapi kalau kita memang sudah mencintai pasangan maka bukan virginitas lagi yang jadi tolok ukurnya. Misalnya kenapa dia tidak virgin, sekedar tahu saja tidak masalah dan kita harus menerima kejujurannya. Juga tidak boleh jadi alasan untuk memutuskan hubungan. Hubungan kan lebih enak kalau dilandasi dengan kejujuran. Lagipula dia dan orang sebelum kita kan sudah jadi masa lalu jadi tidak boleh dipersoalkan karena menurutku agak kurang fair.
Soal hymenoplasty atau operasi keperawanan, menurutku sih konyol aja. Hanya mengejar sensasi fisik yang sebenarnya menipu. Seolah-olah masih virgin, padahal memang sudah tidak virgin. Biarpun diberi voucher gratis misalnya, aku sih enggak ah. Nanti malah pasangannya yang kesakitan.
"Selaput dara koyak pun tetap virgin asal masih rapet"
(Aditya, 26 tahun, masih lajang)
Virginitas itu keperawanan, artinya belum pernah berhubungan seks dengan orang lain sebelumnya. Sepemahamanku, aktivitas seksual lainnya seperti masturbasi tidak menghilangkan virginitas karena hubungan seks membutuhkan pasangan. Dan berdasarkan kriteria ini, maka aku sendiri termasuk masih virgin.
Virginitas menurutku lebih bersifat psikis ketimbang fisik, jadi ukurannya bukan selaput dara saja. Selaput dara koyak pun, asal bukan karena have sex berarti tetap virgin. Asal masih rapet hehehe.
Soal status virginitas pasangan, sedikit banyak perlu tahu untuk mengetahui sejauh mana pasangan memiliki pengalaman di masa lalu. Selain itu, perawan atau tidak memang perlu diutarakan agar pasangan tidak merasa kecewa. Soalnya dalam budaya Timur, tradisinya masih begitu.
Soal keterbukaan itu tadi, saling percaya saja menurutku sudah cukup dan tidak perlu ada pembuktian segala. Kalau nanti di kemudian hari ada bukti-bukti lain yang menegaskan bahwa pasangan berbohong, maka itu sudah persoalan lain lagi.
Dalam mencari pasangan, idealnya sih kalau masih ada yang virgin ya ada baiknya mencari yang virgin. Tetapi jika ternyata yang tidak virgin punya kualifikasi yang lebih baik dibanding yang masih virgin, maka itu bisa jadi nilai lebih juga.
Kalau pendapat kalian gimana ? sampaikan lewat comment ya
Sumber
Bagi kebanyakan lelaki, virginitas baru dinyatakan hilang kalau seseorang pernah berhubungan seks (intercourse). Aktivitas seksual lain seperti masturbasi jadi wilayah abu-abu karena tidak melibatkan pasangan tapi memberikan kepuasan yang sama dengan hubungan seks.
Juga soal memilih pasangan, beberapa lelaki berharap bisa mendapat jodoh yang masih perawan meski definisi keperawanan juga masih berbeda-beda. Ada yang tidak mempermasalahkan, tetapi tetap lebih senang kalau dapat jodoh yang masih perawan.
Berikut ini pendapat beberapa lelaki yakni Dani, Mulyadi dan Aditya, soal virginitas atau keperawanan
"Kalau dapat yang virgin ya Alhamdulillah"
(Dani, 27 tahun, masih lajang)
Aku sendiri sudah tidak virgin karena menurutku kriteria virginitas itu tidak selalu harus sudah bersanggama. Kalau seseorang sudah pernah masturbasi, petting atau seks oral maka menurutku orang itu sudah tidak virgin lagi. Dengan kriteria ini, aku juga tidak yakin kalau seumuranku masih ada yang virgin dan kalau ada malah kasihan hehehe.
Kalau untuk cari pasangan, aku sih nggak akan cari perempuan yang masih virgin tetapi kalau dapat yang virgin ya Alhambulillah. Bukan karena lebih keset, tetapi menurutku lebih aman dari risiko infeksi menular. Kan aku tidak tahu tidak virgin itu karena apa, siapa tahu memang pernah berhubungan seks dengan orang lain.
Tapi itu sifatnya untung-untungan saja sih, maksudnya tidak perlu dibuktikan karena memang bukan niatnya mencari yang masih virgin. Lagipula kalau sudah cinta, virgin atau tidak menurutku sama saja kok.
"Virginitas itu menjaga kesucian dan kesetiaan"
(Mulyadi, 33 tahun, sudah menikah)
Virgin itu menurutku belum pernah melakukan hubungan seks (intercourse) dengan lawan jenis. Kalau masturbasi atau cewek naik pohon lalu jatuh dan selaput daranya koyak, menurutku dia masih perawan. Sebaliknya kalau ada yang sudah intercourse tetapi karena selaput daranya elastis sehingga tidak koyak atau hanya koyak sedikit, menurutku dia sudah tidak virgin.
Agama juga menganjurkan untuk menjaga kesucian dan kesetiaan sampai menikah, bahkan setelah menikah. Tapi kalau karena kasus tertentu misalnya diperkosa lalu rusak selaput daranya, maka bagiku itu tidak masalah. Jadi virginitas itu lebih ke arah menjaga kesucian dan kesetiaan itu tadi.
Soal status virginitas pasangan, menurutku kejujuran itu penting tapi kalau kita memang sudah mencintai pasangan maka bukan virginitas lagi yang jadi tolok ukurnya. Misalnya kenapa dia tidak virgin, sekedar tahu saja tidak masalah dan kita harus menerima kejujurannya. Juga tidak boleh jadi alasan untuk memutuskan hubungan. Hubungan kan lebih enak kalau dilandasi dengan kejujuran. Lagipula dia dan orang sebelum kita kan sudah jadi masa lalu jadi tidak boleh dipersoalkan karena menurutku agak kurang fair.
Soal hymenoplasty atau operasi keperawanan, menurutku sih konyol aja. Hanya mengejar sensasi fisik yang sebenarnya menipu. Seolah-olah masih virgin, padahal memang sudah tidak virgin. Biarpun diberi voucher gratis misalnya, aku sih enggak ah. Nanti malah pasangannya yang kesakitan.
"Selaput dara koyak pun tetap virgin asal masih rapet"
(Aditya, 26 tahun, masih lajang)
Virginitas itu keperawanan, artinya belum pernah berhubungan seks dengan orang lain sebelumnya. Sepemahamanku, aktivitas seksual lainnya seperti masturbasi tidak menghilangkan virginitas karena hubungan seks membutuhkan pasangan. Dan berdasarkan kriteria ini, maka aku sendiri termasuk masih virgin.
Virginitas menurutku lebih bersifat psikis ketimbang fisik, jadi ukurannya bukan selaput dara saja. Selaput dara koyak pun, asal bukan karena have sex berarti tetap virgin. Asal masih rapet hehehe.
Soal status virginitas pasangan, sedikit banyak perlu tahu untuk mengetahui sejauh mana pasangan memiliki pengalaman di masa lalu. Selain itu, perawan atau tidak memang perlu diutarakan agar pasangan tidak merasa kecewa. Soalnya dalam budaya Timur, tradisinya masih begitu.
Soal keterbukaan itu tadi, saling percaya saja menurutku sudah cukup dan tidak perlu ada pembuktian segala. Kalau nanti di kemudian hari ada bukti-bukti lain yang menegaskan bahwa pasangan berbohong, maka itu sudah persoalan lain lagi.
Dalam mencari pasangan, idealnya sih kalau masih ada yang virgin ya ada baiknya mencari yang virgin. Tetapi jika ternyata yang tidak virgin punya kualifikasi yang lebih baik dibanding yang masih virgin, maka itu bisa jadi nilai lebih juga.
Kalau pendapat kalian gimana ? sampaikan lewat comment ya
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam