Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa pada usia tertentu para pria akan menjadi mudah marah atau tersinggung dengan banyak hal? Jika diamati secara rinci, hal ini biasanya terjadi ketika pria menginjak usia 60-an. Namun sebenarnya ini bukanlah stereotipe semata.
Menurut Mayo Clinic, kadar hormon testosterone pria akan terus menurun sesuai dengan pertambahan usianya. "...dan penurunan hormon ini diketahui dapat mengurangi mood pria," tandas Dr. Ridwan Shabsigh, kepala International Society of Men's Health dan seorang pakar urologi di New York City.
Testosterone adalah hormon yang mendorong pembentukan otot, mengurangi lemak di dalam tubuh, mengatur suplai energi serta meningkatkan gairah seksual. Kendati begitu, hormon ini juga punya efek psiko-neuro. Begitu pula pada beberapa pria yang kami temui di tempat praktik, efek-efek itu dapat dilihat dengan sangat mudah: mood yang buruk dan mudah terganggu.
Bahkan mudah marah (grumpiness) juga digunakan sebagai salah satu deskripsi mood dalam kuesioner untuk mengecek kondisi seseorang terkait rendahnya testosterone yang dialaminya. Salah satu kuesioner yang banyak diisi pasien pria AS adalah kuesioner sebagai persyaratan untuk menjalani tes Androgen Deficiency in Aging Men (ADAM). Pertanyaan nomor 6 dalam kuesioner itu tertulis: "Apakah Anda sedih dan/ atau mudah marah?"
"Pasien dengan testosterone rendah melaporkan kepada kami bahwa mereka merasa kurang mampu berkonsentrasi. Bahkan mereka juga kurang mampu mentoleransi kehidupan sehari-hari, mulai dari keluarga, teman-teman, rekan-rekan kerja hingga pelanggan," terang Shabsigh
"Dengan kata lain apapun yang Anda lakukan, ada orang-orang di sekitar Anda dan seringkali Anda akan mudah terganggu karenanya. Kemampuan untuk mentoleransi atau menghadapi situasi semacam ini akan berkurang ketika kadar testosterone seorang pria rendah," tambahnya.
Gangguan metabolisme dan penyakit ginjal serta diabetes juga diketahui dapat menyebabkan rendahnya kadar testosterone secara tak wajar sehingga semakin menambah prevalensi bahwa gangguan ini akan meningkat seiring dengan pertambahan usia, kata Shabsigh
Sejumlah studi mengindikasikan bahwa pada pria sehat, kadar testosterone akan tetap normal hingga usianya mencapai 60 tahun, dengan penurunan secara bertahap pasca usia tersebut. Lagipula berdasarkan keterangan American Association of Clinical Endocrinologists, lebih dari 30 persen pria berusia di atas 75 tahun memiliki kadar testosterone yang rendah.
Tapi terkadang masalahnya bukan semata hormon atau isu fisik saja. Berbeda dengan wanita, pria tidak suka berbagi tentang kekhawatiran mereka terhadap proses penuaan sehingga membuat mereka rentan melampiaskan kekesalannya pada orang lain. Sifat mudah marah pada pria tua juga dapat diakibatkan oleh perubahan hidup yang besar seperti pensiun.
"Wanita punya banyak teman. Jadi ketika mengalami masalah, mereka bisa membicarakannya dengan teman-teman lalu dengan begitu terdorong mengonsumsi obat-obatan untuk mengatasinya. Tapi bagi pria, hal-hal seperti ini mereka simpan sendiri," ujar Carol Wyer, penulis buku How Not To Murder Your Grumpy.
"Khususnya perasaan tak lagi berguna atau dibutuhkan bagi seorang pria, terutama yang pernah menduduki posisi penting di perusahaan sebelum akhirnya pensiun dapat mengakibatkan depresi berat dan sifat mudah marah yang luar biasa," pungkas Wyer.
Sumber
Menurut Mayo Clinic, kadar hormon testosterone pria akan terus menurun sesuai dengan pertambahan usianya. "...dan penurunan hormon ini diketahui dapat mengurangi mood pria," tandas Dr. Ridwan Shabsigh, kepala International Society of Men's Health dan seorang pakar urologi di New York City.
Testosterone adalah hormon yang mendorong pembentukan otot, mengurangi lemak di dalam tubuh, mengatur suplai energi serta meningkatkan gairah seksual. Kendati begitu, hormon ini juga punya efek psiko-neuro. Begitu pula pada beberapa pria yang kami temui di tempat praktik, efek-efek itu dapat dilihat dengan sangat mudah: mood yang buruk dan mudah terganggu.
Bahkan mudah marah (grumpiness) juga digunakan sebagai salah satu deskripsi mood dalam kuesioner untuk mengecek kondisi seseorang terkait rendahnya testosterone yang dialaminya. Salah satu kuesioner yang banyak diisi pasien pria AS adalah kuesioner sebagai persyaratan untuk menjalani tes Androgen Deficiency in Aging Men (ADAM). Pertanyaan nomor 6 dalam kuesioner itu tertulis: "Apakah Anda sedih dan/ atau mudah marah?"
"Pasien dengan testosterone rendah melaporkan kepada kami bahwa mereka merasa kurang mampu berkonsentrasi. Bahkan mereka juga kurang mampu mentoleransi kehidupan sehari-hari, mulai dari keluarga, teman-teman, rekan-rekan kerja hingga pelanggan," terang Shabsigh
"Dengan kata lain apapun yang Anda lakukan, ada orang-orang di sekitar Anda dan seringkali Anda akan mudah terganggu karenanya. Kemampuan untuk mentoleransi atau menghadapi situasi semacam ini akan berkurang ketika kadar testosterone seorang pria rendah," tambahnya.
Gangguan metabolisme dan penyakit ginjal serta diabetes juga diketahui dapat menyebabkan rendahnya kadar testosterone secara tak wajar sehingga semakin menambah prevalensi bahwa gangguan ini akan meningkat seiring dengan pertambahan usia, kata Shabsigh
Sejumlah studi mengindikasikan bahwa pada pria sehat, kadar testosterone akan tetap normal hingga usianya mencapai 60 tahun, dengan penurunan secara bertahap pasca usia tersebut. Lagipula berdasarkan keterangan American Association of Clinical Endocrinologists, lebih dari 30 persen pria berusia di atas 75 tahun memiliki kadar testosterone yang rendah.
Tapi terkadang masalahnya bukan semata hormon atau isu fisik saja. Berbeda dengan wanita, pria tidak suka berbagi tentang kekhawatiran mereka terhadap proses penuaan sehingga membuat mereka rentan melampiaskan kekesalannya pada orang lain. Sifat mudah marah pada pria tua juga dapat diakibatkan oleh perubahan hidup yang besar seperti pensiun.
"Wanita punya banyak teman. Jadi ketika mengalami masalah, mereka bisa membicarakannya dengan teman-teman lalu dengan begitu terdorong mengonsumsi obat-obatan untuk mengatasinya. Tapi bagi pria, hal-hal seperti ini mereka simpan sendiri," ujar Carol Wyer, penulis buku How Not To Murder Your Grumpy.
"Khususnya perasaan tak lagi berguna atau dibutuhkan bagi seorang pria, terutama yang pernah menduduki posisi penting di perusahaan sebelum akhirnya pensiun dapat mengakibatkan depresi berat dan sifat mudah marah yang luar biasa," pungkas Wyer.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam