salah satu jenis rematik ada yang
tergolong berbahaya dan parah yaitu
artritis reumatoid (AR). Seperti
apa gejalanya?
Artritis reumatoid adalah salah satu
jenis penyakit autoimun yang progresif, sistemik, ditandai oleh
peradangan kronis dari sendi-sendi
serta disertai dengan gejala sistemik
lainnya seperti kelelahan.
"Penyakit ini tidak hanya menyerang sendi, tapi juga bagian tubuh lain
seperti jantung, ginjal, mata,
karenanya termasuk jenis rematik
yang paling berat dan bahaya," ujar
Prof Handono Kalim, MD dalam
acara Diskusi Uji Klinis Pasien Artritis Reumatoid dengan Obat
Tocilizumab .
Penyebab pasti dari penyakit ini belum diketahui. Penyakit ini terjadi
akibat adanya rangkaian peradangan
di dalam tubuh akibat dari reaksi
autoimun. Reaksi autoimun ini terjadi
jika sistem imun tubuh menyerang
dirinya sendiri.
Prof Sandra T G Victorio-
Navarra, MD, FPCP,
FPRA dari University of Santo
Tomas, Manila, Filipina menuturkan penyakit ini jangka panjang dan kronik. Diawal-awal gejala yang
muncul mirip dengan penyakit lain.
"Sulit bangun di pagi hari dan butuh
waktu lama untuk bisa bangun
bahkan hingga 1 jam sebaiknya
jangan diabaikan, karena makin lama
fungsi tubuh makin rendah. Aktivitas
dari penyakit ini adalah nyeri, kekakuan dan bengkak," ujar Prof
Sandra.
Beberapa gejala lain yang bisa
dicurigai sebagai artritis reumatoid
yaitu:
Adanya nyeri di 3 sendi atau lebih
selama kurang lebih 6 minggu
Laju darah yang meningkat
Rasa nyeri-nyeri di tangan dan
bengkak
Lutut terasa panas dan kekakuan sendi
"Jika muncul gejala tersebut segera
curigai artritis reumatoid, jangan
tunggu cacat dulu," ujar dr
Rachmat Gunadi SpPD-KR
dari RS Hasan Sadikin Bandung.
Komplikasi yang umum
mempengaruhi pasien dengan artritis
reumatoid adalah anemia sehingga
mudah lelah, serta peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler seperti jantung. Tapi penyakit ini juga bisa
menyerang paru-paru, hematologik,
pembuluh darah, tulang, mata,
kelenjar liur dan kulit.
Untuk itu ada 4 hal penting dalam
menangani artritis reumatoid yaitu:
Melakukan diagnosis dini sehingga
mencegah kecacatan
Melakukan perawatan secara
agresif, karena perkembangan penyakit ini pada beberapa orang terbilang cepat atau progresif tinggi
Usahakan untuk mencapai kondisi
remisi, yaitu suatu kondisi yang mana
aktivitas dari penyakit ini sangat
rendah atau menjadi inaktif
Melakukan kontrol secara teratur
Apakah penyakit ini bisa
disembuhkan?
"Penyakit artritis reumatoid tidak mengenal sembuh sempurna, tapi
hanya bisa membuat penyakit
tersebut tenang atau menjadi inaktif,"
ujar dr Rachmat.
Obat untuk penyakit ini pun terus berkembang, dulu obat yang
diguankan merupakan obat untuk
penyakit lain seperti obat malaria dan
obat anti kanker. Kini obat
Tocilizumab diperkirakan menjadi
obat yang efektif.
"Obat ini merupakan agen biologi yang
bertugas menghambat interleukin 6
(IL-6), IL-6 berperan pada
proses radang dan kerusakan sendi
serta bagian tubuh lain," ungkapnya.
Obat ini telah digunakan di beberapa
negara seperti Ametrika, Eropa,
Kanada, Jepang, Hongkong,
Australia dan China. Sedangkan di
Indonesia masih dalam tahap uji
klinis dan menunggu persetujuan dari BPOM.
Salah satu pasien artritis reumatoid
yang terlibat dalam uji klinis obat ini
adalah Eva Febriyanti (19 tahun)
yang telah didiagnosis penyakit ini 3 tahun lalu. Ia mengalami
perkembangan setelah menerima
infus kedua yaitu bisa menekuk lutut,
kaki sudah tidak kaku dan tubuhnya
merasa lebih enak.
"Dulu tiap kali bangun tidur tangan
dan kaki tidak bisa digerakkan,
bengkak di sendi tangan, sendi terasa
panas dan tidak bisa berjalan jauh.
Tapi sekarang terasa lebih ringan
dan enak," ujar Eva.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam