Ada banyak alasan yang membuat seseorang ingin resign. Entah karena ketidakcocokan dengan perubahan manajemen perusahaan, masalah gaji yang kecil, konflik dengan atasan dan rekan kerja atau sudah menemukan tempat kerja yang lebih baik.
Apapun alasannya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat Anda ingin keluar dari pekerjaan. Hal tersebut untuk menghindari konflik di kemudian hari dan menjaga hubungan baik antara mantan bos dan rekan kerja, juga untuk meninggalkan catatan positif dalam resume pengalaman kerja.
Sikap itu mengikuti believe systems. Paling katro' itu kalau kita cuma sekedar melakukan atas dasar emosi. Itu sudah tidak asik. Jadi, sikap itu mengikuti apa yang kita yakini."
"Yang pertama itu harus jujur dengan apa yang dirasakan, lalu berani mengambil keputusan untuk melangkah dan juga didasarkan atas kepedulian. Jadi nggak cuma karena saya tapi ada hal-hal lain juga," tambahnya.
Lantas, adakah yang harus dipersiapkan seseorang sebelum resign? Jawabannya, ya. Ketika seseorang resign, berarti dia sudah punya persiapan dan pemikiran matang sebelumnya. Baik itu keputusan pindah, alasan pindah kerja atau finansial.
Misalnya, niat Anda untuk resign karena sudah muak dengan pekerjaan saat ini. Namun, Anda belum juga mendapatkan pekerjaan baru sebagai penggantinya juga belum ada rencana untuk berwirausaha. Maka sebaiknya urungkan dulu niat resign. Berhenti kerja tanpa pijakan yang pasti di langkah berikutnya, hanya kan menyusahkan diri sendiri dan berdampak pada orang-orang di sekitar Anda. Misalnya orang tua, suami dan anak.
"Cuma alasan bertanggung jawabnya pada saat mengambil keputusan untuk resign atau tidak lagi bekerja, itu tidak mempengaruhi siapa pun yang menggantung hidupnya pada kita. Paling nyebelin kan kalau kita emosional, terus kita pindah, tapi tidak ada opportunity, akhirnya kita nggak ngapa-ngapain, terus keluarga jadi marah-marah. Jadi itu tidak direkomendasikan," tutur Rene.
Sementara soal finansial, Rene mengutip ucapan financial planner Ligwina Hananto, "Kelas menengah yang bertanggungjawab yaitu pada saat dia belum menikah, dia punya minimum kebutuhan untuk enam bulan jika ingin berhenti bekerja. Sedangkan bagi yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, harusnya minimum satu tahun kebutuhan dana alokasi itu."
"Kalau sudah sedemikian nggak tahan dengan pekerjaan yang dimiliki, artinya problemnya yang harus diganti. Bukan problem bagaimana caranya supaya bisa bertahan, tapi bagaimana supaya bisa dapat pekerjaan baru," tambah Rene.
Sumber
Apapun alasannya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat Anda ingin keluar dari pekerjaan. Hal tersebut untuk menghindari konflik di kemudian hari dan menjaga hubungan baik antara mantan bos dan rekan kerja, juga untuk meninggalkan catatan positif dalam resume pengalaman kerja.
Sikap itu mengikuti believe systems. Paling katro' itu kalau kita cuma sekedar melakukan atas dasar emosi. Itu sudah tidak asik. Jadi, sikap itu mengikuti apa yang kita yakini."
"Yang pertama itu harus jujur dengan apa yang dirasakan, lalu berani mengambil keputusan untuk melangkah dan juga didasarkan atas kepedulian. Jadi nggak cuma karena saya tapi ada hal-hal lain juga," tambahnya.
Lantas, adakah yang harus dipersiapkan seseorang sebelum resign? Jawabannya, ya. Ketika seseorang resign, berarti dia sudah punya persiapan dan pemikiran matang sebelumnya. Baik itu keputusan pindah, alasan pindah kerja atau finansial.
Misalnya, niat Anda untuk resign karena sudah muak dengan pekerjaan saat ini. Namun, Anda belum juga mendapatkan pekerjaan baru sebagai penggantinya juga belum ada rencana untuk berwirausaha. Maka sebaiknya urungkan dulu niat resign. Berhenti kerja tanpa pijakan yang pasti di langkah berikutnya, hanya kan menyusahkan diri sendiri dan berdampak pada orang-orang di sekitar Anda. Misalnya orang tua, suami dan anak.
"Cuma alasan bertanggung jawabnya pada saat mengambil keputusan untuk resign atau tidak lagi bekerja, itu tidak mempengaruhi siapa pun yang menggantung hidupnya pada kita. Paling nyebelin kan kalau kita emosional, terus kita pindah, tapi tidak ada opportunity, akhirnya kita nggak ngapa-ngapain, terus keluarga jadi marah-marah. Jadi itu tidak direkomendasikan," tutur Rene.
Sementara soal finansial, Rene mengutip ucapan financial planner Ligwina Hananto, "Kelas menengah yang bertanggungjawab yaitu pada saat dia belum menikah, dia punya minimum kebutuhan untuk enam bulan jika ingin berhenti bekerja. Sedangkan bagi yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, harusnya minimum satu tahun kebutuhan dana alokasi itu."
"Kalau sudah sedemikian nggak tahan dengan pekerjaan yang dimiliki, artinya problemnya yang harus diganti. Bukan problem bagaimana caranya supaya bisa bertahan, tapi bagaimana supaya bisa dapat pekerjaan baru," tambah Rene.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam