Peningkatan berat badan tidak hanya mengubah lingkar perut, tetapi juga dapat mengubah fungsi otak. Obesitas telah diketahui dapat meningkatkan risiko banyak penyakit termasuk kerusakan otak.
Hal tersebut diungkapkan oleh para peneliti berdasarkan hasil sejumlah studi. Kira-kira bagaimana proses obesitas dapat mempengaruhi fungsi otak?
Berikut 5 cara obesitas dapat mengubah fungsi otak antara lain:
1. Obesitas merusak memori
Kegemukan mungkin dapat merusak memori, setidaknya untuk wanita setelah menopause. Sebuah studi telah mengamati nilai tes memori untuk 8.745 wanita dengan usia 65-79 tahun. Hasil studi tersebut telah diterbitkan dalam Journal of the American Geriatric Society edisi 14 Juli 2011.
Para peneliti menemukan peningkatan 1 angka dalam indeks massa tubuh (BMI) peserta wanita yang dikaitkan dengan penurunan 1 angka pada tes memori. Hormon yang dilepaskan oleh lemak dapat mengganggu memori. Hormon-hormon ini dapat menyebabkan peradangan, yang dapat mempengaruhi kognisi.
2. Perubahan perilaku makan saat stres
Ketika memiliki kelebihan lemak dan menjalani diet untuk menurunkan berat badan, seseorang dapat mengalami stres. Ketika merasa stres maka keinginan makan seseorang akan semakin bertambah. Sehingga keesokan harinya akan semakin banyak makan.
Diet dapat mengubah bagaimana respons otak terhadap stres. Hal tersebut berdasarkan sebuah hasil penelitian yang telah diterbitkan dalam Journal of Neuroscience edisi 1 Desember 2011.
3. Obesitas meningkatkan risiko demensia
Memiliki timbunan lemak perut lebih dikaitkan dengan penurunan volume otak total dalam orang dewasa setengah baya. Hal tersebut disampaikan oleh para peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal Annals of Neurology.
Ada kemungkinan bahwa lemak dapat memicu peradangan, yang memberi tekanan pada tubuh dan mungkin mempengaruhi otak. Penemuan ini menunjukkan sesuatu yang khusus tentang lemak perut, juga yang dikenal sebagai lemak visceral.
Lemak visceral adalah lemak yang terletak di antara organ dalam rongga perut. Lemak visceral mungkin memainkan peran dalam mengurangi ukuran otak. Lemak visceral melepaskan profil unik dari hormon, yang dapat mempengaruhi tubuh dalam cara yang berbeda dari hormon-hormon yang dikeluarkan oleh lemak subkutan, atau lemak di bawah kulit.
Studi sebelumnya telah menemukan bahwa, orang dengan volume otak yang lebih kecil berada pada risiko tinggi untuk demensia, dan cenderung untuk melakukan hal yang lebih buruk pada tes kognitif.
4. Obesitas dapat membuat lebih impulsif
Pada anak obesitas, sebuah wilayah otak yang bertugas mengontrol impulsif, yang disebut korteks orbitofrontal, tampaknya menyusut dibandingkan dengan anak tanpa lemak.
Hal tersebut berdasarkan hasil dari sebuah penelitian yang telah dipresentasikan dalam pertemuan American Academy of Child and Adolescent Psychiatry di New York.
"Selain itu pada remaja dengan korteks orbitofrontal yang lebih kecil akan semakin besar kemungkinan untuk semakin impulsif. Namun hasil studi tersebut tidak membuktikan hubungan sebab akibat," kata para peneliti.
Obesitas diketahui menyebabkan perubahan pada sistem kekebalan, dan meningkatkan peradangan dalam tubuh. Peningkatan peradangan dapat mempengaruhi otak dan menyebabkan obesitas mengarah pada peradangan, yang merusak bagian-bagian tertentu dari otak. Pada gilirannya dapat menyebabkan makan lebih banyak dan semakin obesitas," kata peneliti Dr Antonio Convit , dari New York University School of Medicine.
5. Obesitas menyebabkan kecanduan makanan
Kenaikan berat badan dapat mempengaruhi otak untuk kesenangan yang didapatkan dari makanan manis dan berlemak. Sehingga obesitas dapat mendorong untuk makan kue lebih banyak. Efek yang sama terlihat pada pengguna narkoba, yang akhirnya membutuhkan lebih banyak kokain atau heroin dalam penggunaan jangka panjang.
Dalam studi yang telah dipublikasikan dalam Journal of Neuroscience, peneliti memindai otak wanita setelah minum milkshake. Para peneliti melihat minuman manis mengaktifkan daerah yang dikenal sebagai striatum.
Setengah tahun kemudian, para peneliti mengulangi percobaan pada wanita yang sama, beberapa di antaranya telah mengalami peningkatan berat badan.
Sumber
Hal tersebut diungkapkan oleh para peneliti berdasarkan hasil sejumlah studi. Kira-kira bagaimana proses obesitas dapat mempengaruhi fungsi otak?
Berikut 5 cara obesitas dapat mengubah fungsi otak antara lain:
1. Obesitas merusak memori
Kegemukan mungkin dapat merusak memori, setidaknya untuk wanita setelah menopause. Sebuah studi telah mengamati nilai tes memori untuk 8.745 wanita dengan usia 65-79 tahun. Hasil studi tersebut telah diterbitkan dalam Journal of the American Geriatric Society edisi 14 Juli 2011.
Para peneliti menemukan peningkatan 1 angka dalam indeks massa tubuh (BMI) peserta wanita yang dikaitkan dengan penurunan 1 angka pada tes memori. Hormon yang dilepaskan oleh lemak dapat mengganggu memori. Hormon-hormon ini dapat menyebabkan peradangan, yang dapat mempengaruhi kognisi.
2. Perubahan perilaku makan saat stres
Ketika memiliki kelebihan lemak dan menjalani diet untuk menurunkan berat badan, seseorang dapat mengalami stres. Ketika merasa stres maka keinginan makan seseorang akan semakin bertambah. Sehingga keesokan harinya akan semakin banyak makan.
Diet dapat mengubah bagaimana respons otak terhadap stres. Hal tersebut berdasarkan sebuah hasil penelitian yang telah diterbitkan dalam Journal of Neuroscience edisi 1 Desember 2011.
3. Obesitas meningkatkan risiko demensia
Memiliki timbunan lemak perut lebih dikaitkan dengan penurunan volume otak total dalam orang dewasa setengah baya. Hal tersebut disampaikan oleh para peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal Annals of Neurology.
Ada kemungkinan bahwa lemak dapat memicu peradangan, yang memberi tekanan pada tubuh dan mungkin mempengaruhi otak. Penemuan ini menunjukkan sesuatu yang khusus tentang lemak perut, juga yang dikenal sebagai lemak visceral.
Lemak visceral adalah lemak yang terletak di antara organ dalam rongga perut. Lemak visceral mungkin memainkan peran dalam mengurangi ukuran otak. Lemak visceral melepaskan profil unik dari hormon, yang dapat mempengaruhi tubuh dalam cara yang berbeda dari hormon-hormon yang dikeluarkan oleh lemak subkutan, atau lemak di bawah kulit.
Studi sebelumnya telah menemukan bahwa, orang dengan volume otak yang lebih kecil berada pada risiko tinggi untuk demensia, dan cenderung untuk melakukan hal yang lebih buruk pada tes kognitif.
4. Obesitas dapat membuat lebih impulsif
Pada anak obesitas, sebuah wilayah otak yang bertugas mengontrol impulsif, yang disebut korteks orbitofrontal, tampaknya menyusut dibandingkan dengan anak tanpa lemak.
Hal tersebut berdasarkan hasil dari sebuah penelitian yang telah dipresentasikan dalam pertemuan American Academy of Child and Adolescent Psychiatry di New York.
"Selain itu pada remaja dengan korteks orbitofrontal yang lebih kecil akan semakin besar kemungkinan untuk semakin impulsif. Namun hasil studi tersebut tidak membuktikan hubungan sebab akibat," kata para peneliti.
Obesitas diketahui menyebabkan perubahan pada sistem kekebalan, dan meningkatkan peradangan dalam tubuh. Peningkatan peradangan dapat mempengaruhi otak dan menyebabkan obesitas mengarah pada peradangan, yang merusak bagian-bagian tertentu dari otak. Pada gilirannya dapat menyebabkan makan lebih banyak dan semakin obesitas," kata peneliti Dr Antonio Convit , dari New York University School of Medicine.
5. Obesitas menyebabkan kecanduan makanan
Kenaikan berat badan dapat mempengaruhi otak untuk kesenangan yang didapatkan dari makanan manis dan berlemak. Sehingga obesitas dapat mendorong untuk makan kue lebih banyak. Efek yang sama terlihat pada pengguna narkoba, yang akhirnya membutuhkan lebih banyak kokain atau heroin dalam penggunaan jangka panjang.
Dalam studi yang telah dipublikasikan dalam Journal of Neuroscience, peneliti memindai otak wanita setelah minum milkshake. Para peneliti melihat minuman manis mengaktifkan daerah yang dikenal sebagai striatum.
Setengah tahun kemudian, para peneliti mengulangi percobaan pada wanita yang sama, beberapa di antaranya telah mengalami peningkatan berat badan.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam