Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Patrialis Akbar menyambut penutupan Dolly yang dilakukan Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Menurut Patrialis, dibutuhkan keberanian untuk menutup lokalisasi itu sehingga Risma di mata Patrialis adalah wanita pilihan.
"Beliau walikota Surabaya itu sebagai wanita pilihan," kata Patrialis dalam pesan singkatnya kepada detikcom, Kamis (19/6/2014).
Patrialis mengaku sempat berkomunikasi dengan Risma. Kepadanya, Risma mengatakan tempat bekas lokalisasi akan dirubah menjadi tempat usaha. Risma yakin masyarakat sekitar lokalisasi akan menjadi pengusaha kecil yang berhasil.
"Jadi jalan keluarnya pun sudah dipikirkan Bu Walikota. Hal serupa merupakan kenangan yang luar biasa, sama seperti keberanian Pak Sutiyoso waktu jadi gubernur DKI, menutup lokalisasi Kramat Tunggak," ujar Patrialis.
Tindakan Risma dan Sutiyoso itu, bagi Patrialis, adalah contoh pemimpin yang berani melawan kemaksiatan. Ia yakin, tindakan Risma akan menambah daftar pemimpin pemberani dalam lembaran sejarah Indonesia.
"Bu Risma dan Pak Sutiyoso contoh pemimpin yang berani menutup lokalisasi. Sejarah bangsa akan mengenang kedua beliau ini," ujar Patrialis.
Pasca pemkot Surabaya mendeklarasikan penutupan Dolly pada Rabu (18/6) kemarin, tugas selanjutnya adalah mendistribusikan dana bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) sebesar Rp 7,3 miliar kepada 1.449 pekerja seks komersil. Patrialis mendukung pemkot merubah nasib dan mengembalikan martabat para PSK bekas lokalisasi terbesar di ASEAN itu.
"Selamatkan sebagian wanita dari kehidupan yang merendahkan harkat dan martabatnya, yang terjerumus menjadi PSK. Mereka adalah saudara kita semua," tambahnya.
"Beliau walikota Surabaya itu sebagai wanita pilihan," kata Patrialis dalam pesan singkatnya kepada detikcom, Kamis (19/6/2014).
Patrialis mengaku sempat berkomunikasi dengan Risma. Kepadanya, Risma mengatakan tempat bekas lokalisasi akan dirubah menjadi tempat usaha. Risma yakin masyarakat sekitar lokalisasi akan menjadi pengusaha kecil yang berhasil.
"Jadi jalan keluarnya pun sudah dipikirkan Bu Walikota. Hal serupa merupakan kenangan yang luar biasa, sama seperti keberanian Pak Sutiyoso waktu jadi gubernur DKI, menutup lokalisasi Kramat Tunggak," ujar Patrialis.
Tindakan Risma dan Sutiyoso itu, bagi Patrialis, adalah contoh pemimpin yang berani melawan kemaksiatan. Ia yakin, tindakan Risma akan menambah daftar pemimpin pemberani dalam lembaran sejarah Indonesia.
"Bu Risma dan Pak Sutiyoso contoh pemimpin yang berani menutup lokalisasi. Sejarah bangsa akan mengenang kedua beliau ini," ujar Patrialis.
Pasca pemkot Surabaya mendeklarasikan penutupan Dolly pada Rabu (18/6) kemarin, tugas selanjutnya adalah mendistribusikan dana bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) sebesar Rp 7,3 miliar kepada 1.449 pekerja seks komersil. Patrialis mendukung pemkot merubah nasib dan mengembalikan martabat para PSK bekas lokalisasi terbesar di ASEAN itu.
"Selamatkan sebagian wanita dari kehidupan yang merendahkan harkat dan martabatnya, yang terjerumus menjadi PSK. Mereka adalah saudara kita semua," tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam