Uang US$ 3 juta sudah disetorkan kepada para bajak laut Somalia yang menguasai kapal MV Sinar Kudus dan belasan ABK. Uang itu 'terpaksa' diberikan PT Samudera Indonesia sebagai pemilik kapal demi keamanan para ABK.
Dalam buku 'Satgas Merah Putih: Memburu Perompak Somalia' yang diterbitkan Markas Komando Korps Marinir, terungkap bahwa sebenarnya Tim Satgas Merah Putih sudah siap menyerbu para perompak dan melakukan penyelamatan.
"Kalkulasi perkiraan korban kurang lebih 17 orang, yaitu 12 orang dari personel pasukan khusus yang melaksanakan ship boarding atau serbuan ke kapal dan kurang lebih 5 orang ABK MV Sinar Kudus atau sandera," demikian penjelasan di buku yang ditulis Emir Saufat seperti dikutip detikcom, Jumat (4/7/2014).
Satgas dikomandani Dankormar Mayjen TNI (Mar) Alfan Baharudin serta pasukan Marinir Denjaka, Pasukan Katak, Tontaipur Kostrad, dan Kopassus sudah siap tempur. Tapi entah mengapa penyergapan yang sejatinya dilakukan pada 15 April tak jadi dilakukan. Alasan utamanya negosiasi masih dilakukan.
Hingga akhirnya, pada 30 April 2011 sesuai kesepakatan dengan para pembajak ditentukan sebagai hari penyerahan uang. Dengan menggunakann pesawat Antonov, parasut uang dijatuhkan ke perairan di sekitar MV Sinar Kudus yang labuh jangkar di perairan Cheel Dhahanan, Laut Arab.
Penyerahan ini diperantarai konsultan Paradin yaitu Joni Yang dan Nick Nash. Konsultan ini yang menjadi jembatan PT Samudera Indonesia dan para pembajak. Seorang perwira dari BIN Kolonel PSK Andrian Watimena berada dalam pesawat itu.
"Setelah dipastikan semua ABK aman, uang dijatuhkan. Para pembajak meminta waktu 5 jam untuk meninggalkan kapal sambil menghitung uang yang diambil dengan kapal kecil mereka," tulis buku itu
Sumber
Dalam buku 'Satgas Merah Putih: Memburu Perompak Somalia' yang diterbitkan Markas Komando Korps Marinir, terungkap bahwa sebenarnya Tim Satgas Merah Putih sudah siap menyerbu para perompak dan melakukan penyelamatan.
"Kalkulasi perkiraan korban kurang lebih 17 orang, yaitu 12 orang dari personel pasukan khusus yang melaksanakan ship boarding atau serbuan ke kapal dan kurang lebih 5 orang ABK MV Sinar Kudus atau sandera," demikian penjelasan di buku yang ditulis Emir Saufat seperti dikutip detikcom, Jumat (4/7/2014).
Satgas dikomandani Dankormar Mayjen TNI (Mar) Alfan Baharudin serta pasukan Marinir Denjaka, Pasukan Katak, Tontaipur Kostrad, dan Kopassus sudah siap tempur. Tapi entah mengapa penyergapan yang sejatinya dilakukan pada 15 April tak jadi dilakukan. Alasan utamanya negosiasi masih dilakukan.
Hingga akhirnya, pada 30 April 2011 sesuai kesepakatan dengan para pembajak ditentukan sebagai hari penyerahan uang. Dengan menggunakann pesawat Antonov, parasut uang dijatuhkan ke perairan di sekitar MV Sinar Kudus yang labuh jangkar di perairan Cheel Dhahanan, Laut Arab.
Penyerahan ini diperantarai konsultan Paradin yaitu Joni Yang dan Nick Nash. Konsultan ini yang menjadi jembatan PT Samudera Indonesia dan para pembajak. Seorang perwira dari BIN Kolonel PSK Andrian Watimena berada dalam pesawat itu.
"Setelah dipastikan semua ABK aman, uang dijatuhkan. Para pembajak meminta waktu 5 jam untuk meninggalkan kapal sambil menghitung uang yang diambil dengan kapal kecil mereka," tulis buku itu
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam