Emily Sutanto, pendiri dan direktur utama dari PT. Bloom Argo yang berlokasi di Tasikmalaya, Jawa Barat ini berhasil mendapatkan sertifikat beras organik yang dikeluarkan oleh Institute of Marketecology-yaitu lembaga sertifikasi organik internasional yang berbasis di Swiss, yang terakreditasi mendunia- untuk memuluskan jalannya mengekspor beras organik produksi Tasikmalaya ini ke tiga negara yang dianggap ‘ketat’ dalam urusan mengenai sistem keamanannya di di dunia, yaitu Amerika Serikat dengan US Department of Agricultural National Organic Program, Uni Eropa dan Jepang dengan Japanese Agricultural Standard. Dan pada hari Minggu (30/8) PT. Bloom Agro melakukan pengapalan untuk ekspor tahap awal pengiriman sebanyak 18 ton di Tanjung Priok, Jakarta.
Emily, begitu Ia akrab di sapa bahkan oleh para petaninya, pertama kali ‘berjumpa’ dengan beras organik pada awal 2008 karena ditawari oleh seorang kerabat keluarga yang bernama Solihin GP untuk membantu para petani untuk mengekspor beras organik
Pada awalnya Ia ragu, apakah Indonesia benar-benar memiliki beras organik, namun wanita yang menyelesaikan pendidikannya di luar negeri itu begitu terpana karena beras organik Indonesia ternyata mengungguli beras organik dari Thailand.
Karena bila dilihat secara fisik, beras organik produksi Indonesia lebih empuk dan berat, pertanda kaya akan kandungan vitamin dan serat di dalamnya dan kelebihan lainnya adalah bahwa beras organik produksi Indonesia ini masih diproduksi dengan cara tradisional.
“Ingin petani Indonesia sejahtera,” Itulah yang diinginkan oleh Emily, karena itu dalam tata cara perdagangannya dengan para petani, Ia menerapkan fair trade sebagai prinsip perdagangan dan disebut-sebut oleh Menteri Pertanian Anton Apriyantono sebagai yang pertama dilakukan oleh pengusaha beras ekspor Indonesia.
Fair trade sendiri adalah sebuah sistem yang bertujuan mensejahterakan petani dan memotong mata rantai dengan tengkulak. Dalam fair trade, Emily bekerjasama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Simpatik bantuan departemen pertanian.
Emily tidak harus membeli beras langsung dari para petani, tapi cukup melalui Gapoktan Simpatik agar petani mendapatkan nilai tambah. Gabah organic yang telah diolah menjadi beras kemudian dibeli Emily seharga Rp.8000.
Keinginannya untuk membuat para petani Indonesia sejahtera dan membuat dunia sehat dengan beras Indonesia, patut membuat kita bangga memiliki Emily Sutanto, karena mungkin saja sebagai perintis fair trade di Indonesia, banyak pengusaha-pengusaha lain yang memperhatikan kesejahteraan para petani.
Profil
Nama: Emily Sutanto
Pendidikan:
- Belajar di Singapura sejak usia 9 tahun
- Pepperdine University, Los Angeles, AS
- Bond University, Australia
sumber
Pada awalnya Ia ragu, apakah Indonesia benar-benar memiliki beras organik, namun wanita yang menyelesaikan pendidikannya di luar negeri itu begitu terpana karena beras organik Indonesia ternyata mengungguli beras organik dari Thailand.
Karena bila dilihat secara fisik, beras organik produksi Indonesia lebih empuk dan berat, pertanda kaya akan kandungan vitamin dan serat di dalamnya dan kelebihan lainnya adalah bahwa beras organik produksi Indonesia ini masih diproduksi dengan cara tradisional.
Emily tidak harus membeli beras langsung dari para petani, tapi cukup melalui Gapoktan Simpatik agar petani mendapatkan nilai tambah. Gabah organic yang telah diolah menjadi beras kemudian dibeli Emily seharga Rp.8000.
Profil
Nama: Emily Sutanto
Pendidikan:
- Belajar di Singapura sejak usia 9 tahun
- Pepperdine University, Los Angeles, AS
- Bond University, Australia
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam