Selama ini, fauna yang dianggap sebagai moyang manusia hanya golongan primata. Padahal, pohon asal usul manusia lebih rumit. Ilmuwan baru saja mengungkap moyang baru manusia yang morfologinya ternyata menyerupai tikus.
Makhluk tersebut diungkap lewat penelitian selama 6 tahun, melibatkan studi morfologi dan genetik dari fauna modern dan prasejarah. Morfologi yang diamati di antaranya organ dalam, gigi, otot, bahkan pola bulu.
Ilmuwan fokus mempelajari golongan mamalia yang memiliki plasenta, seperti manusia, gorila, kuda, dan gajah. Golongan mamalia lain selain plasenta adalah masurpial yang membesarkan embrio dalam kantung serta monotrem yang membesarkan embrio dalam telur.
Ilmuwan mengungkap bahwa mamalia berplasenta moyang manusia itu punya empat kaki, ekor yang berbulu, dan memakan serangga. Berat tubuh mamalia itu 6-245 gram serta bisa bergerak lincah di pepohonan.
Studi mengungkap, mamalia berplasenta mulai muncul 200.000 hingga 400.000 tahun setelah kepunahan dinosaurus 65 juta tahun lalu. Sebelumnya, ada prediksi yang menyatakan mamalia berplasenta sudah berevolusi jauh sebelum kepunahan dinosaurus, saat dunia masih terdiri atas benua tua Gondwana.
"Ini sekitar 36 juta tahun lebih lambat dari prediksi sebelumnya berdasarkan analisis genetik saja," kata Marcelo Weksler dari Museum Nasional di Federal University, Rio de Janeiro, yang terlibat riset
Riset ini membuktikan bahwa kepunahan dinosaurus memegang peranan penting bagi kejayaan mamalia. Sejak kepunahan itu, mamalia terus berevolusi dan menjadi beragam dengan jumlah spesies mencapai 5.100 macam saat ini.
Studi tersebut juga sangat penting untuk menjawab pertanyaan besar saat ini, bagaimana mamalia menjawab perubahan iklim masa lalu dan kemampuannya menjawab perubahan iklim saat ini.
Satu hal yang diketahui kini adalah pohon silsilah manusia semakin kompleks. Sifat manusia diturunkan dari ciri-ciri hewan sebelum primata. Siapa yang menduga bahwa moyang manusia bentuknya seperti tikus?
Sumber
Makhluk tersebut diungkap lewat penelitian selama 6 tahun, melibatkan studi morfologi dan genetik dari fauna modern dan prasejarah. Morfologi yang diamati di antaranya organ dalam, gigi, otot, bahkan pola bulu.
Ilmuwan fokus mempelajari golongan mamalia yang memiliki plasenta, seperti manusia, gorila, kuda, dan gajah. Golongan mamalia lain selain plasenta adalah masurpial yang membesarkan embrio dalam kantung serta monotrem yang membesarkan embrio dalam telur.
Ilmuwan mengungkap bahwa mamalia berplasenta moyang manusia itu punya empat kaki, ekor yang berbulu, dan memakan serangga. Berat tubuh mamalia itu 6-245 gram serta bisa bergerak lincah di pepohonan.
Studi mengungkap, mamalia berplasenta mulai muncul 200.000 hingga 400.000 tahun setelah kepunahan dinosaurus 65 juta tahun lalu. Sebelumnya, ada prediksi yang menyatakan mamalia berplasenta sudah berevolusi jauh sebelum kepunahan dinosaurus, saat dunia masih terdiri atas benua tua Gondwana.
"Ini sekitar 36 juta tahun lebih lambat dari prediksi sebelumnya berdasarkan analisis genetik saja," kata Marcelo Weksler dari Museum Nasional di Federal University, Rio de Janeiro, yang terlibat riset
Riset ini membuktikan bahwa kepunahan dinosaurus memegang peranan penting bagi kejayaan mamalia. Sejak kepunahan itu, mamalia terus berevolusi dan menjadi beragam dengan jumlah spesies mencapai 5.100 macam saat ini.
Studi tersebut juga sangat penting untuk menjawab pertanyaan besar saat ini, bagaimana mamalia menjawab perubahan iklim masa lalu dan kemampuannya menjawab perubahan iklim saat ini.
Satu hal yang diketahui kini adalah pohon silsilah manusia semakin kompleks. Sifat manusia diturunkan dari ciri-ciri hewan sebelum primata. Siapa yang menduga bahwa moyang manusia bentuknya seperti tikus?
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung !
Silakan berkomentar dengan kata kata yang baik dan jangan spam